Rabu, 15 Juni 2011

kacang-kacangan

KACANG-KACANGAN

Kacang-kacangan telah lama dikenal sebagai sumber protein yang saling melengkapi dengan biji-bijian, seperti beras dan gandum. Komoditi ini juga ternyata potensial sebagai sumber zat gizi lain selain protein, yaitu mineral, vitamin B, karbohidrat kompleks dan serat makanan. Disamping diolah secara tradisional dengan direbus, dikukus, dan disayur, sebenarnya potensi penggunaannya sangat luas untuk menghasilkan produk baru. Misalnya sebagai bahan baku tepung campuran (flour mix) yang dapat digunakan dalam pembuatan berbagai produk pangan, termasuk makanan bayi. Kacang-kacangan dapat menyumbang banyak protein dan zat gizi lain bagi masyarakat di negara maju dan negara berkembang. Karena kandungan seratnya tinggi, maka kacang-kacangan juga dapat dijadikan sumber serat. Penelitian mengenai efek kesehatan serat dari kacang-kacangan sebagian besar masih terbatas pada kacang kedelai.
Dibandingkan dengan makanan berserat yang dewasa ini tersedia dalam bentuk makanan suplemen dengan berbagai merek dagang, sebenarnya kacang-kacangan juga dapat dijadikan sumber serat yang tidak kalah mutunya. Juga dibandingkan dengan serat makanan dalam buah-buahan dan sayuran yang dikenal dapat mencegah timbulnya kanker, mutu serat makanan dalam kacang-kacangan juga tidak kalah. Bahkan kacang-kacangan mempunyai keistimewaan lain, yaitu berharga murah, berprotein tinggi, kandungan lemaknya pada umumnya baik untuk kesehatan dan mengandung berbagai mineral dalam jumlah yang cukup banyak.
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis kacang-kacangan dengan berbagai warna, bentuk, ukuran dan varietas, yang sebenarnya potensial untuk menambah zat gizi dalam diet atau menu sehari-hari. Jenis yang mendominasi pasar adalah kacang kedelai, yang sebagian besar masih diimpor. Sebenarnya telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengangkat kacang-kacangan lokal Indonesia, seperti kacang kecipir, kacang tunggak (kacang tolo) kacang jogo dan koro-koroan. Tetapi hasilnya ternyata masih belum memuaskan. Artinya masih belum merakyat, apalagi untuk dapat disejajarkan dengan kedelai.

Kacang-kacangan dikonsumsi dalam jumlah besar di seluruh dunia. Masyarakat Afrika, India, Amerika Tengah dan Selatan mengkonsumsi 50 sampai 150 gram kacang-kacangan per hari. Meskipun belum ada angka pasti, konsumsi kacangan di Indonesia, kecuali kacang kedelai, masih kecil.
Kacang-kacangan memberikan sekitar 135 kkal per 100 gram bagian yang dapat dimakan. Jika kita mengkonsumsi kacang-kacangan sebanyak 100 gram (1 ons), maka jumlah itu akan mencukupi sekitar 20 % kebutuhan protein dan 20 persen kebutuhan serat per hari. Menurut ketentuan pelabelan internasional, jika suatu bahan/produk pangan dapat menyumbangkan lebih dari 20 % dari kebutuhan suatu zat gizi per hari, maka dapat dinyatakan sebagai bahan atau produk pangan yang tinggi (high) akan zat gizi tersebut.
Disamping menghasilkan tepung sebagai bahan makanan, industri pengolah kacang-kacangan ternyata dapat pula menghasilkan dan menjual serat makanan, vitamin B, mineral dan mungkin bahan-bahan yang lebih eksotis, misalnya enzim.
Proses perkecambahan kacang-kacangan yang menghasilkan kecambah (sprouts), yang kemudian ditepungkan, ternyata dapat menghilangkan berbagai senyawa anti gizi di dalamnya, dapat mempertahankan mutu proteinnya dan menandung vitamin C yang cukup tinggi. Kacang-kacangan dapat juga digunakan sebagai bahan utama atau bahan tambahan dalam fermentasi berbagai makanan tradisional seperti kecap, tempe, tahu, tauco dan idli. Banyak makanan terfermentasi dibuat dengan bahan dasar kedelai, yang sebenarnya dapat dicampur dengan jenis kacang-kacangan yang lain.
Dengan teknologi pengolahan yang semakin maju, kacang-kacangan tidak hanya diolah dengan cara-cara konvensional, misalnya direbus, dikukus, disangrai atau digoreng, tetapi dapat dibuat dalam bentuk ingredient, seperti tepung, konsentrat atau isolat protein. Jika dicampurkan dengan tepung beras atau gandum, produk ingredien dari kacang-kacangan tersebut dapat memberikan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki.

Protein dalam tepung kacang-kacangan dapat memberikan sifat pengemulsi minyak yang baik, membentuk busa, membentuk gel, menangkap atau menahan air dan mempunyai warna dan bau yang dapat diterima. Bubur atau hancuran kacang-kacangan, susu kacang, gumpalan atau “curd” (seperti tahu), pasta kacang-kacangan dan kecap dari kacang-kacangan dapat digunakan sebagai campuran bagi bahan pangan yang lain. Kacang-kacangan dapat pula diolah sebagai bahan baku pembuatan snack atau makanan ekstrusi.
Berkat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, berbagai masalah dalam pemanfaatan kacang-kacangan untuk konsumsi manusia seperti tripsin inhibitor, lektin atau hemaglutinin, tanin dan fitat dapat dihilangkan dengan pemasakan dan cara pengolahan yang benar. Juga masalah timbulnya flatulensi (kembung perut), keterbatasan kandungan sistein dan metionin dan lamanya waktu pemasakan telah dapat diatasi dengan baik.
Kita harus meningkatkan daya tarik kacang-kacangan dan meningkatkan image dan minat masyarakat agar lebih banyak mengkonsumsinya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang benar, sehingga masyarakat memasak dan mengkonsumsi kacang-kacangan karena mengetahui bahwa hal ini akan meningkatkan mutu makanan dan kesehatan mereka.

Keunggulan Diet Kacang-kacangan
Bagi kelompok masyarakat yang tergolong bergizi lebih dan cenderung berpotensi tinggi untuk terkena penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, stroke, darah tinggi, diabetes dan lain-lain, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Makan makanan yang bervariasi setiap harinya.
2. Pelihara dan pertahankan berat badan ideal.
3. Hindari terlalu banyak mengkonsumsi lemak jenuh dan kolesterol.
4. Makanlah makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks, seperti pati dan serat yang cukup.
5. Hindari terlalu banyak gula.
6. Hindari terlalu banyak garam.
Kacang-kacangan merupakan bahan pangan yang cocok untuk tujuan di atas. Masyarakat yang menderita gizi salah atau gizi lebih (over nutrition) ternyata terlalu banyak mengkonsumsi lemak dan hanya sedikit mengkonsumsi karbohidrat kompleks


dan serat makanan. Diet yang menandung atau menyertakan kacang-kacangan akan mengurangi konsumsi lemak harian dan meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks dan serat makanan. Kacang-kacangan merupakan bagian diet yang sehat.
Bagi masyarakat yang status gizinya rendah atau sedang, kacang-kacangan berperan dalam menyumbang protein dan zat gizi lain yang diperlukan. Asam amino dalam proteinnya akan saling melengkapi dengan asam amino dalam protein beras/nasi, membentuk susunan asam amino sesuai dengan pola yang dianjurkan FAO/WHO. Sedangkan jika dilihat dari segi segi gizi, kacang-kacangan mempunyai banyak keunggulan, antara lain :
1. Sumber protein yang murah
2. Kaya asam amino lisin. Jika dicampur dengan biji-bijian, misalnya beras, gandum, jagung, yang kekurangan asam amino lisin, akan membentuk susunan asam amino yang seimbang.
3. Rendah lemak dan tidak mengandung kolesterol.
4. Sumber vitamin B yang baik.
5. Sumber kalsium, besi, seng, tembaga dan magnesium yang baik.
Rendah kandungan natrium dan sodiumnya, yang sangat penting bagi para penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi yang harus mengkonsumsi makanan dengan sodium atau garam yang rendah. Kacang-kacangan bersifat rendah kalori, rendah lemak dan rendah garam natrium. Sudah waktunya untuk meningkatkan image positif darei kacang-kacangan, peranannya bagi kesehatan dan komposisi gizinya bagi masyarakat luas.

Efek Kesehatan Serat Kedelai
Kacang-kacangan dalam bentuk utuh ternyata merupakan sumber serat yang baik. Tetapi, penelitian yang mendalam mengenai efek serat kacang-kacangan terhadap kesehatan baru dilakukan terhadap serat dari kacang kedelai. Tetapi hasil analisis menunjukkan bahwa komposisi jenis serat yang menyusun kacang-kacangan hampir sama antara jenis kacang yang satu dengan yang lainnya. Sehingga hasil-hasil penelitian tentang efek serat kedelai terhadap kesehatan diharapkan dapat memberikan gambaran manfaat serat dari jenis kacang-kacangan yang lain.
4
Akhir-akhir ini, memang perhatian terhadap peranan serat di dalam makanan nampak meningkat. Pera peneliti di bidang pangan dan gizi mengemukakan pentingnya serat makanan dalam peningkatan kesehatan dan penanggulangan penyakit degeneratif. Rendahnya konsumsi serat makanan terbukti berkaitan dengan gangguan pencernaan seperti kembung perut, kanker kolon, dan penyakit yang berkaitan dengan makanan seperti diabetes dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Masukan serat makanan yang dianjurkan perhari berkisar antara 20 dan 40 gram. Keadaan inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa industri untuk menawarkan serat makanan dalam bentuk minuman suplemen serat.
Serat kedelai dapat diperoleh dari bungkil kedelai yang telah diambil minyaknya. Jika bungkil tanpa lemak ini diolah menjadi konsentrat atau isolat protein kedelai, sisanya merupakan serat kedelai. Disamping dari bungkil, serat kedelai dapat juga diperoleh dari dari kedelai utuh gorengan yang masih mengandung sisa serat yang menempel. Serat kedelai ini bukan kulit atau sekam kedelai, malainkan produk kedelai yang tidak berbau, tawar, bentuknya dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaan, serta merupakan sumber serat makanan. Komposisi rata-rata serat kedelai adalah protein 12%, lemak 0,2%, abu 4,5%, serat makanan 75%, karbohidrat lain 1,8% dan air 6%.
Menurut hasil penelitian, efek fisiologis dan manfaat klinis serat kedelai pada manusia dapat diringkas sebagai berikut : menurunkan kadar kolesterol pada penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia); memperbaiki toleransi terhadap glukosa dan respon insulin pada penderita hiperlipidemia (kadar lemak tinggi dalam darah) dan diabetes; memperbesar bobot dan kadar air tinja, sehingga mempercepat pengosongan usus; dan hasil penelitian klinis menggunakan 25 – 30 gram serat kedelai sehari tidak mempengaruhi penyerapan mineral atau mempengaruhhi keseimbangan elektrolit tubuh.
Keistimewaan lainnya adalah serat kedelai mengandung baik serat larut maupun serat tidak larut (soluble dan insoluble dietary fiber), sehingga khasiatnya lengkap untuk kesehatan sistem peredaran darah dan pencernaan. Juga serat kedelai dapat dengan mudah digunakan di dalam pengolahan makanan dan tidak menimbulkan perubahan sifat sensori atau organoleptik makanan.
Vitamin
• Kandungan vitamin utama pada serealia adalah asam pantotenat (B5), biotin (B7), inositol, vitamin B12 (cyanocobalamin), dan vitamin E (tokoferol). Vitamin ini banyak terdapat pada lapisan aleuron dan selama penggilingan vitamin ini banyak yang hilang.
• Khusus untuk inositol, sebetulnya bukan vitamin, tapi ada yang menggolongkan sebagai vit B
Karakteristik mutu Beras
• Mutu pasar
Mutu pasar ini ditentukan oleh bentuk, ukuran, rupa biji serta mutu giling. Mutu pasar menentukan harga beras dan selalu mempengaruhi mutu masak dan mutu rasa. Berdasarkan ukuran beras dalam standarisasi mutu beras dikenal 4 tipe yaitu :
– biji sangat panjang (extra long grain)
– biji panjang (long gran)
– biji sedang
– biji pendek
– Berdasarkan bentuk dan rasio panjang/lebar, beras dibedakan menjadi 4 yaitu :
– beras biji lonjong
– beras biji sedang
– beras biji agak bulat
– beras biji bulat
Mutu giling tidak dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk biji, tetapi lebih ditentukan oleh varietas padi dan kadar air beras.
• Mutu masak
ditentukan oleh suhu gelatinisasi
– rendah : < 70oC – Sedang : 70 – 74oC – Tinggi : >74oC
Beras yang mempunyai suhu gelatinisasi lebih tinggi apabila dimasak membutuhkan air dan waktu lebih banyak pada proses pemasakannya. Beras yang mempunyai suhu gelatinisasi tinggi mutunya rendah.
• Mutu rasa
– Mutu rasa ditentukan oleh rasio antar amilosa dan amilopektin.
– Kandungan amilosa mempunyai korelasi negatif terhadap nilai taste panel dari kelekatan, kelunakan, warna dan kilap nasi. Kilap amilosa mempunyai korelasi negatif terhadap jumlah air yang diserap dan pengembangan volume nasi.
– Mutu rasa yang baik bagi penduduk Indonesia adalah beras dengan kadar amilosa rendah sampai sedang, yaitu 17 – 23%.

Perubahan pasca panen
1. Karbohidrat
Perubahan-perubahan berikut dapat terjadi pada komponen karbohidrat serealia selama penyimpanan, yaitu :
– hidrolisa pati karena kegiatan enzim amilase
– berkurangnya gula karena pernafasan
– terbentuknya bau asam dan bau apek karena kegiatan mikroorganisme
– reaksi pencoklatan bukan karena enzim
Protein
• Selama penyimpanan Nitrogen total sebagian besar tidak mengalami perubahan, tetapi Nitrogen dari protein sedikit turun. Jumlah total asam amino menunjukkan perubahan yang berarti bila terjadi kerusakan lebih lanjut akibat kegaiatan enzim proteolitik.
3. Lemak
• Kerusakan lemak dan minyak dalam biji serealia terjadi secara oksidasi, menghasilkan flavour dan bau tengik.
• Hidrolisa lemak ini dipercepat oleh suhu tinggi, kadar air tinggi dan faktor-faktor lain seperti pertumbuhan kapang.
• Pada beras akibat aktivitas kapang, hidrolisa lemak lebih cepat dibandingkan dengan hidrolisa protein atau karbohidrat selama penyimpanan.
4. Mineral
• Mineral jarang hilang atau meningkat selama penyimpanan, kecuali fosfor. Selama penyimpanan kegiatan enzim fitrase melepas fosfat dari asam fitrat menjadi fosfat bebas dan menyebabkan peningkatan nilai gizi.
5. Vitamin
Selama penyimpanan akan terjadi :
• Thiamin (B1) banyak yang rusak, kerusakan dipercepat dengan kadar air dan suhu tinggi
• Riboflavin (B2) dan piridoksin (B6) sangat sensitif terhadap cahaya
• Vitamin A turun karena kehilangan karotin
• Tokoferol (E) bisa hilang dengan adanya O2, karena O2 mempercepat penurunan tokoferol.
Jagung
Jagung mengandung karbohidrat sekitar 71 – 73%, tediri dari pati, sebagian kecil gula dan serat. Pati terutama terdapat pada endosperm, gula pada lembaga dan serat pada kulit.
Kandungan protein pada jagung sekitar 10% terdapat pada aleuron, dan 90% pada lembaga
Kandungan lemak kurang lebih 15% (80% terdapat di lembaga dan sebagian kecil di endosperm). Sebagian besar lemak jagung adalah asam lemak linoleat (50%).
Kandungan mineral paling banyak adalah fosfor dan zat besi, sedangkan kalsium terdapat dalam jumlah kecil.
Vitamin terutama vitamin B1 dan B2 terdapat pada lembaga dan luar endosperm.

umbi-umbian

Umbi-umbian merupakan bahan berkarbohidrat tinggi, tetapi di Indonesia belum semua umbi umbian dimanfaatkan dan dikembangkan, antara lain ganyong, suweg, ubikelapa dan gembili. Alternatif pengembangan umbi-umbian yaitu untuk tepung umbi, tepung pati dan tepung komposit. Penelitian evaluasi karakteristik sifat fisiko-kimia tepung umbi dan tepung pati ganyong, suweg, ubikelapa dan gembili dilakukan di Laboratorium Enzimatis dan Biokimia Balitbio Bogor. Analisis yang dilakukan adalah rendemen pati dan tepung, ukuran granula, derajat putih, daya serap air, proksimat, amilosa, dan sifat amilografnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ganyong, suweg, ubikelapa, dan gembili mempunyai kadar pati yang
tinggi berkisar 39,36-52,25%. Kandungan lemak (0,09-2,24%), dan protein (0,08-6,65%) pada tepung umbi dan tepung pati dapat meningkatkan manfaat tepung dan pati tersebut sebagai tepung komposit. Ganyong dan ubikelapa mempunyai ukuran granula pati lebih besar (22,5 dan 10 _m). Tepung suweg mempunyai absorbsi air maupun minyak tertinggi (2,69- 4,13 dan 2,34-2,98 g/g). Hasil rendemen menunjukkan bahwa ganyong lebih prospektif dikembangkan untuk produk tepung pati. Suweg dan gembili mempunyai prospek untuk produk tepung umbi maupun tepung pati sedangkan ubi kelapa untuk tepung umbi. Sifat fisikokimia ganyong dan suweg mempunyai amilosa rendah (18,6% dan 19,2%) dan viskositas puncak tinggi (900-1080 BU dan 780-700 BU). Implikasi hasil penelitian untuk menggali potensi sumber karbohidrat sebagai tepung komposit ataupun sebagai bahan industri perpatian

Pangan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia kebutuhan pangan terutama adalah beras dan jagung, kemudian ubikayu dan ubijalar. Salah satu usaha yang dapat meningkatkan ketersediaan pangan adalah memanfaatkan hasil-hasil
pertanian yang ada walau belum dimanfaatkan secara ekonomis serta diintensifkan penggalian sumber-sumber bahan pangan baru. Persediaan pangan diupayakan lebih besar melalui
teknologi pangan dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama memanfaatkan bahan-bahan hasil pertanian yang sampai saat ini penggunaannya masih terbatas. Kedua mengkaji karakterisasi untuk mendasari pemanfaatan bahan tersebut dan mengolah atau memperbaiki proses tradisional yang telah ada.

Pada saat ini tingkat penggunaan bahan-bahan hasil pertanian selain padi, jagung, ubikayu, ubijalar masih tergolong rendah. Indonesia memiliki jenis umbi-umbian yang beragam dan tersebar di seluruh daerah, antara lain ganyong, suweg, ubi kelapa dan gembili, walaupun umbiumbian ini belum dimanfaatkan secara optimal. Penggunaannya hanya direbus, digoreng, dibakar, bahkan tidak dimanfaatkan sama sekali. Dari aspek ketersediaan umbi-umbian tersebut dapat menjadi salah satu alternative dalam memenuhi bahan pangan penduduk. Sebagai bahan yang mengandung karbohidrat tinggi, umbi-umbian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tepung
umbi, tepung komposit dan tepung pati. Namunpemanfaatan pati dari umbi-umbian masih terbatas akibat kurangnya informasi sifat fisikokimia, dan teknologi prosesnya. Ganyong dengan nama ilmiah Canna edulis Ker, merupakan tanaman tegak yang tingginya mencapai 0,9- 1,8 m hingga 3 m. Umbinya dapat mencapai panjang 60 cm, dikelilingi oleh bekas-bekas sisik dan akar tebal yang berserabut. Bentuk dan komposisi kadar umbinya beraneka ragam. Di Indonesia varietas ganyong yang banyak dibudidayakan ada dua yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Tepungnya mudah dicerna, baik sekali untuk makanan bayi maupun orang sakit (Lingga, 1986).
Ganyong merupakan sumber karbohidrat 22,6-23,8% (Direktorat Gizi, 1992). Suweg (Amorphophallus campanulatus BI) ialah suatu jenis Araceae yang berbatang semu mempunyai satu daun tunggal yang terpecah-pecah dengan tangkai daun tegak yang keluar dari umbinya. Tangkainya belang hijau putih, berbintil-bintil, panjangnya 50-150 cm. Indeks luas
daun rendah sehingga populasi tanaman per hektar menurut Soemono et al. (1986) dapat mencapai 40000- 50000 tanaman. Amorphophallus campanulatus BI memiliki dua forma, ialah forma sylvestris yang berbatang kasar, berwarna gelap, umbinya gatal sehingga tidak dimanfaatkan oleh penduduk. Sedangkan forma hortensis berbatang lebih halus dan umbinya tidak terlalu gatal, sehingga sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, khususnya di pulau Jawa (Kriswidarti, 1980). Suweg dipelihara untuk dimakan umbinya. Secara tradisional parutan umbinya yang segar dapat dipakai untuk obat luka. Umbi suweg mengandung kristal kalsium oksalat yang membuat rasa gatal, senyawa tersebut dapat dihilangkan dengan perebusan. Burkill (1966) menyatakan bahwa suweg mempunyai kadar karbohidrat antara 80-
85% (berat basah). Ubikelapa seperti uwi merupakan tanaman perdu memanjat dengan nama latin Dioscorea alata Batang bulat, dapat mencapai tinggi 3-10m (Kay 1973). Daun
tunggal berbentuk jantung. Umbi bulat diliputi rambut akar yang pendek dan kasar. Kartowinoto dan Dimyati (1989) mengemukakan bahwa panjang umbi berkisar 15,5-27,0cm, diameter 5,25-10,75cm.

Daging umbi berwarna kuning, kadang ungu, keras, dan sangat bergetah. Selain
membentuk umbi di dalam tanah tumbuhan ini juga membentuk umbi batang pada ketiak daun yang disebut umbi gantung atau bulbil, yang rasanya lebih enak dibanding umbi tanahnya. Selain untuk dimakan, ubikelapa dapat juga sebagai obat tradisional. Kadar proksimat tertinggi dalam umbi ialah karbohidrat kurang lebih seperempat bagian dari berat umbi segar. Sebagian besar
karbohidrat dalam bentuk pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kadar amilosa dalam umbi ubikelapa sekitar 19-20% (Martin, 1976). Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman perdu memanjat, dan dapat mencapai tinggi antara 3-5 m.

Daun berbentuk seperti ginjal. Warna kulit umbi keabuabuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja et al., 1977). Susunan senyawa umbi gembili bervariasi menurut spesies dan varietas. Onwueme (1984), menyatakan bahwa komponen terbesar dari umbi gembili
adalah karbohidrat 27-33%. Berdasarkan potensi umbi-umbian tersebut maka perlu dilakukan karakterisasi sifat fisikokimianya sehingga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk ketersediaan pangan dan sebagai bahan baku industri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik sifat fisikokimia tepung umbi dan tepung pati umbi ganyong, suweg, ubi kelapa dan gembili, yaitu meliputi rendemen, sifat fisik kadar proksimat, dan sifat
amilografnya .

Sifat fisik dan fungsional tepung dan pati meliputi absorbansi minyak dan air yang dilakukan dengan cara Sathe dan Salunkhe (1981), derajad putih diukur dengan Whitenessmeter, sedangkan bentuk granula pati dengan metode mikroskop polarisasi. Analisis proksimat meliputi kadar air, kadar lemak, protein, abu, dan serat. Kadar air pati dan tepung dianalisis

menggunakan oven pada suhu 105oC sampai bobotkonstan. Kadar abu dianalisis dengan cara pengabuan di dalam Tanur, pemanasan dengan suhu 500-600oC selama 6 jam (SNI 01-2891-1992). Penetapan kadar lemak dengan metode Soxhlet menggunakan petroleum ether sebagaipelarut (AOAC, 1984). Penetapan protein dilakukan dengan menggunakan metode mikro Kjeldhal (AOAC,1984). Untuk menghitung protein kasar digunakan factor 6,25. Kadar serat ditetapkan dengan cara menghidrolisiscontoh dengan larutan asam, kemudian dengan larutan basa encer (SNI 01-2891-1992). Analisis pati dilakukan dengan pereaksi Somogy Nelson dalam Hidayat (1988). Analisis amilosa ditentukan secara spektrophotometri, dengan standar amilosa berasal dari amilosa kentang murni (AOAC, 1984). Sifat amilografi diukur
dengan alat Brabender amilografi.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan penelitian ternyata ekstraksi pati ubikelapa dan suweg sulit dilakukan secara manual, karena tingginya kadar senyawa kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal pada kulit, sehingga perlu alat pemarut kemudian dilakukan pengepresan.
A. Karakteristik fisik tepung dan pati umbi-umbian

Karakteristik fisik tepung umbi dan tepung pati meliputi rendemen, granula pati, absorbsi air, dan absorbsi minyak. Hal tersebut berkaitan erat dengan komposisi kimia. Secara spontan granula pati basah dapat terdespersi dalam air dan minyak, hal ini menunjukkan bahwa granula pati dapat memberikan gugus hidrofilik dan hidrofobik. Rendemen Tepung dan Pati Umbi-umbian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tepung ganyong 11,43% dan nilai rendemen paling rendah dibanding umbi lainnya. Rendahnya rendemen tepung ini karena ganyong berserat kasar yang tinggi dan susah dihaluskan sehingga dalam pengayakan tidak lolos.
Dengan demikian prospek ganyong untuk diproses menjadi tepung mempunyai kendala dalam hal serat yang tinggi. Sedangkan untuk rendemen tepung suweg, Ubi kelapa dan gembili berturut-turut adalah 18,42%, 23,93% dan 24,28% cukup tinggi, yang berarti ketiga umbi
tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi tepung umbi (Gambar 3).
Tepung ubikelapa mempunyai rendemen pati yang sangat rendah yaitu 4,56%, sedangkan umbi ganyong, suweg dan gembili berturut-turut ialah 12,93%, 11,56% dan 21,44%. Dari hasil tersebut ternyata ubikelapa tidak potensial untuk diproses menjadi pati. Hal tersebut diduga
karena ubikelapa mengandung lendir yang sangat tinggi sehingga pada proses dekantasi tidak dapat mengendap. Sebetulnya sampai saat ini belum banyak informasi tentang
lendir tersebut. Namun diduga lendir tersebut adalah oligoprotein, dan ternyata dari hasil pengamatan protein ubikelapa tinggi, yaitu 6,66% dalam tepung umbi dan 4,93% dalam tepung pati. Disamping itu proses ekstraksi pati ubikelapa dan suweg lebih sulit dilakukan secara
manual karena gatal. Rasa gatal disebabkan oleh adanya kalsium oksalat. Untuk meningkatkan hasil ekstraksi pati pada ubikelapa perlu penelitian lanjutan dengan pemberian
natrium bisulfit, yaitu untuk bahan pemutih dan meningkatkan pati. Untuk mengurangi rasa gatal pada ubi kelapa dan suweg perlu ditambahkan asam yaitu asam nitrat atau asam khlorida encer (Iwuoha dan Kalu, 1994). Gembili mempunyai rendemen tepung umbi dan tepung pati tertinggi (24,28% dan 21,44%) dibanding umbiumbi lain. Dengan demikian ditinjau dari hasil rendemennya gembili sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tepung maupun pati.
Granula pati Sifat birefringence ialah sifat granula pati yang dapat merefleksi cahaya terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop polarisasi membentuk bidang berwarna biru dan
kuning. French (1984) menyatakan warna biru dan kuning pada permukaan granula pati disebabkan oleh adanya perbedaan indeks refraktif dalam granula pati. Indeks refraktif dipengaruhi oleh struktur molekuler amilosa dalam pati. Bentuk heliks dari amilosa dapat menyerap sebagian cahaya yang melewati granula pati (Zhou et al., 1998).

Secara umum terlihat bahwa pati ganyong dan ubikelapa mempunyai ukuran besar (22,5 _m dan 10 _m ), suweg mempunyai ukuran sedang 5 _m , sedangkan gembili terkecil yaitu 0,75 _m (Gambar 4.). Bentuk granula juga merupakan ciri khas dari masing-masing pati. Ganyong
dan ubikelapa mempunyai bentuk granula pati oval, sedangkan suweg dan gembili berbentuk heksagonal. Perbedaan bentuk maupun ukuran granula ternyata hanya untuk mengidentifikasi macam umbi atau merupakan ciri khas dari masing-masing pati umbi. Juliano dan
Kongseree (1968) mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara gelatinisasi dengan ukuran granula pati, tetapi suhu gelatinisasi mempunyai hubungan dengan kekompakan granula, kadar amilosa dan amilopektin. Absorbsi air Daya absorbsi air dari pati umbi-umbian perlu diketahui karena jumlah air yang ditambahkan pada pati mempengaruhi sifat dari system pati. Granula pati utuh tidak larut dalam air dingin. Granula pati dapat menyerap air dan membengkak tetapi tidak dapat kembali seperti semula (Fennema, 1985). Kulp (1973) menyatakan bahwa air yang terserap dalam molekul menyebabkan granula mengembang. Pada proses gelatinisasi terjadi pengrusakan ikatan hidrogen intramolekuler. Ikatan hidrogen mempunyai peranan untuk mempertahankan struktur integritas granula. Terdapatnya gugus hidroksil yang bebas akan menyerap air, sehingga terjadi pembengkakan granula pati. Dengan demikian semakin banyak jumlah gugus hidroksil dari molekul pati maka kemampuan menyerap air semakin tinggi. Oleh karena itu absorbsi air sangat berpengaruh terhadap viskositas. Kadar amilosa yang tinggi juga dapat meningkatkan absorbsi air. Jika jumlah air dalam sistem dibatasi maka amilosa tidak dapat meninggalkan granula. Disamping itu nisbah penyerapan air dan minyak juga dipengaruhi oleh keberadaan serat, karena sifat serat yang mudah menyerap
air. Hal tersebut tercermin dalam penelitian ini yaitu ternyata kemampuan tepung umbi untuk menyerap air (1,91-4,13%) lebih tinggi dibanding kemampuan tepung pati menyerap
air (1,1-2,69%) (Tabel 1.). Disamping itu gembili yang mempunyai serat terendah (2,29%) dibanding umbi lain (Tabel 2.), ternyata mempunyai adsorbsi air dan viskositas
pati rendah (Tabel 4).

Absorbsi minyak Campuran minyak dan pati akan mempengaruhi sifat fisik pati karena minyak dan lemak dapat membentuk kompleks dengan amilosa yang menghambat pembengkakan granula sehingga pati sulit tergelatinisasi (Fennema, 1985).

Berdasarkan hasil pengamatan nisbah penyerapan minyak untuk tepung umbi berkisar 1,58-2,98 g/g, sedangkan untuk tepung pati umbi-umbian berkisar 0,97-2,34 g/g.
Derajat putih Hasil pengamatan derajad putih umbi ternyata warna tepung pati(54-86%) lebih tinggi dibanding tepung umbi (20,04-60,05%). Pada penelitian ini pembuatan tepung
maupun ekstrak pati tidak diberi perlakuan pemucat, karena adanya bahan kimia tambahan akan mengubah sifat fisikokimia tepung dan pati yang dihasilkan, sehingga sifat asal bahan akan sulit diketahui. Derajat putih umbi sangat dipengaruhi oleh kadar polifenol yang ada pada umbi.
Polifenol menyebabkan terjadinya pencoklatan enzimatis, yaitu reaksi polifenolase dan oksigen yang terdapat di udara. Enzim tersebut keluar apabila terjadi luka pada umbi. Ubikelapa mempunyai derajat putih yang paling rendah untuk tepung umbi maupun tepung pati, karena
umbi ubikelapa warnanya keunguan. Dengan demikian untuk pemanfaatan kedepan ubikelapa potensial untuk tepung berkarbohidrat tinggi yang berwarna ungu, sehingga dapat digunakan sebagai bahan padatan sekaligus bahan pewarna.

B. Komposisi kimia tepung dan pati umbi

Komposisi kimia meliputi kadar air, abu, protein, lemak, pati dan amilosa. Hasil pengamatan komposisi kimia disajikan pada Tabel 2. Kadar air Kadar air tepung dan pati yang dihasilkan berkisar pada 6,06 -11,06%. Jumlah air dalam bahan akan mempengaruhi daya tahan bahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh mikroba maupun serangga. Pengeringan pada tepung
dan pati bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai batas tertentu sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan pada tepung dan pati dapat dihambat. Batas kadar air mikroba masih dapat tumbuh ialah 14-15% (Fardiaz, 1989).

Kadar abu :
Hasil analisis menunjukkan kadar abu tepung berkisar 2,87-3,81%, sedangkan kadar abu tepung pati 0,16-2,5%. Hasil ini selaras dengan hasil yang diperoleh oleh Widowati (2001) yaitu kadar abu 1,5% pada kadar air 7%. Secara kuantitatif nilai kadar abu dalam tepung dan pati berasal
dari mineral dalam umbi segar, pemakaian pupuk, dan dapat juga berasal dari kontaminasi tanah dan udara selama pengolahan (Soebito, 1988). Kadar abu pada pati cenderung lebih rendah dibanding tepung umbi, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan proses pengolahan tepung dan pati. Pati diperoleh dari ekstraksi dan pencucian yang berulang-ulang dengan air. Hal tersebut menyebabkan mineral tersebut akan terlarut air dan ikut terbuang bersama
ampas.

Kadar lemak dan protein
Hasil analisis lemak tepung umbi dan tepung pati berkisar 0,09-2,24%. Secara umum tepung umbi mengandung protein dan lemak lebih tinggi dibanding tepung pati, karena proses ekstraksi dan pencucian akan menghilangkan kadar protein dan lemak. Namun demikian hal tersebut tidak terjadi pada ubikelapa, suweg dan gembili. Hal tersebut diduga bahwa dalam ekstraksi pati,
kadar lemak masih berikatan dengan pati sehingga tidak terbuang bersama ampas, dengan demikian perbobot patinya meningkat. Tepung pati dengan kadar protein yang tinggi kurang
menyebabkan viskositas pati menurun, hal ini menyebabkan mutu pati menurun sehingga tidak
diharapkan dalam pemanfaatannya. Leach (1965) menyatakan bahwa protein dan pati akan membentuk kompleks dengan permukaan granula dan menyebabkan viskositas pati menjadi turun, dan berakibat pada rendahnya kekuatan gel. Hal ini kurang diharapkan karena
pada aplikasi pemanfaatannya, pati banyak digunakan sebagai thickening agents.
Berbeda dengan pati, kadar protein pada tepung justru diharapkan tinggi. Hal ini berkaitan dengan penggunaan tepung, apabila tepung berkadar protein tinggi maka dalam aplikasinya tidak memerlukan bahan substitusi lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung suweg, ubikelapa dan gembili mempunyai kadar protein yang tinggi yaitu berturut-turut 5,22 ; 6,66 ; dan
6,11% (Tabel 2). Sedangkan tepung ganyong sangat rendah 0,73%, bahkan lebih rendah dibanding penelitian Widowati (2001), yaitu 1,1%. Kadar lemak dalam pati dan tepung dapat
mengganggu proses gelatinisasi karena lemak mampu membentuk kompleks dengan amilosa sehingga menghambat keluarnya amilosa dari granula pati. Selain itu sebagian besar lemak akan diabsorbsi oleh permukaan granula sehingga berbentuk lapisan lemak yang bersifat hidrofobik di sekeliling granula. Lapisan lemak tersebut akan menghambat pengikatan air oleh granula pati. Hal ini menyebabkan kekentalan dan kelekatan pati berkurang akibat jumlah air berkurang untuk terjadinya pengembangan granula pati (Collison, 1968). Kadar serat kasar Kadar serat kasar terdiri atas selulosa dengan sedikit lignin dan hemiselulosa. Hasil analisis kadar serat tepung
berkisar 2,29-5,64%, sedangkan untuk pati 0,33-2,06%. Secara umum pati mengandung serat kasar lebih rendah dibanding tepung karena proses ekstraksi sebagian serat yang berukuran besar terbuang bersama ampas. Kadar serat tepung dan pati dipengaruhi oleh umur panen umbi
segarnya. Jika kadar pati pada umbi telah mencapai optimum, maka selanjutnya pati pada umbi akan terus turun secara perlahan dan mulai terjadi perubahan pati menjadi serat (Wahid et al. 1992).

Kadar pati dan amilosa
Kadar pati merupakan salah satu kriteria mutu untuk tepung, baik sebagai bahan pangan maupun non-pangan. Umbi-umbian tersebut berkadar pati dalam jumlah yang sangat tinggi yaitu pada tepung umbi berkisar 39,36- 52,25%, sedangkan kadar pati dalam bentuk ekstrak pati umbi berkisar 45,75-63,31%. Ubikelapa mengandung pati tertinggi dibanding umbi lain. Namun ternyata bila ditinjau dari hasil rendemen tepung pati justru sangat rendah (8,56%), dan paling rendah dibanding umbi lain. Dengan demikian ubikelapa jauh lebih potensial untuk dikembangkan untuk produk tepung bukan pati. Kadar pati pada tepung ganyong 40,18% dan tepung pati 55,32%, hasil penelitian ini cukup tinggi disbanding hasil survey Herman et al. (1996) dari 26 varietas ganyong yang diteliti mempunyai kadar pati 12-54%. Pati mengandung fraksi linier dan bercabang dalam jumlah tertentu. Fraksi linier berupa amilosa, sedangkan sisanya amilopektin. Hasil pengamatan amilosa untuk tepung berkisar 6,01-11,90%, sedangkan amilosa pada pati 8,38-14,10%. Kadar amilosa dan amilopektin sangat berperan pada saat proses gelatinisasi, retrogradasi dan lebih menentukan karakteristik pasta pati (Jane et al. 1999).
Smith (1982) menunjukkan pati yang berkadar amilosa tinggi mempunyai kekuatan ikatan hidrogen yang lebih besar karena jumlah rantai lurus yang besar dalam granula, sehingga membutuhkan energi yang lebih besar untuk gelatinisasi. Hasil perhitungan rasio amilosa dan amilopektin (Tabel 3.) ternyata antara tepung dan pati tidak jauh berbeda, walaupun pengamatan amilosa bahan berbeda (Tabel 2.). Kadar amilosa dalam tepung maupun pati ubikelapa (23,6% dan 23,2%) dan gembili (23,6% dan 24,3%) lebih tinggi dibanding ganyong dan suweg. Hasil
pengamatan amilosa ganyong dalam penelitian ini lebih rendah dibanding hasil yang dikemukakan oleh Jane et al. (1999), sedangkan ubikelapa lebih rendah dan gembili selaras dengan data yang dikemukakan Martin (1976) yaitu amilosa gembili berkisar 10-15 % dan ubikelapa berkisar 15-28%.

C. Amilograf pati

Sifat amilograf pati diukur berdasarkan peningkatan viskositas pati pada proses pemanasan dengan menggunakan Brabender Amylograph. Selama pemanasan terjadi peningkatan viskositas yang disebabkan oleh pembengkakan granula pati yang irreversible di dalam air, dimana energi kinetik molekul air lebih kuat daripada daya tarik molekul pati di dalam granula pati. Hal ini dapat menyebabkan air dapat masuk ke dalam granula pati (Winarno, 1986). Suhu awal gelatinisasi ialah suhu pada saat pertama kali viskositas mulai naik. Suhu gelatinisasi merupakan
suatu fenomena sifat fisik pati yang kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran molekul amilosa dan amilopektin serta keadaan media pemanasan. Kadar lemak atau protein yang tinggi mampu membentuk kompleks dengan amilosa sehingga membentuk endapan yang tidak larut dan menghambat pengeluaran amilosa dari granula. Dengan demikian diperlukan energi yang lebih besar untuk melepas amilosa sehingga suhu awal gelatinisasi yang dicapai akan lebih tinggi (Glicksman, 1969). Hasil pengamatan beberapa tepung dan pati umbi
(Tabel 4) ternyata ubikelapa mempunyai suhu awal gelatinisasi tertinggi (85,5oC) hal ini karena kadar protein ubi kelapa yang tinggi. Selaras dengan pernyataan Glicksman (1969), ternyata protein yang tinggi merupakan faktor penghambat gelatinisasi, sehingga suhu awal
gelatinisasi tinggi. Viskositas maksimum merupakan titik maksimum viskositas pasta yang dihasilkan selama proses pemanasan. Suhu dimana viskositas maksimum tercapai disebut suhu akhir gelatinisasi. Pada suhu ini granula pati telah kehilangan sifat birefringence-nya dan granula
sudah tidak mempunyai kristal lagi. Komponen yang menyebabkan sifat kristal dan birefringence adalah amilopektin (Dowd et al. 1999). Jane et al.( 1999) menunjukkan bahwa kadar amilosa,
protein dan lemak berkorelasi negatif terhadap viskositas. Hal tersebut selaras dengan penelitian ini ternyata viskositas puncak tertinggi dicapai oleh pati ganyong


kesimpulan

Umbi-umbian yang diamati yaitu ganyong, suweg, ubikelapa, dan gembili mempunyai kadar pati yang tinggi berkisar 39,36-52,25%. Adanya lemak (0,09-2,24%), dan protein (0,08-6,65%) pada tepung dan pati dapat meningkatkan manfaat tepung dan pati tersebut sebagai tepung komposit. Ganyong dan ubikelapa mempunyai ukuran granula lebih besar (22,5 dan 10 _m), sedangkan
suweg dan gembili kecil (5 _m dan 0,75 _m). Tepung suweg mempunyai absorbsi air maupun minyak tertinggi (2,69- 4,13 dan 2,34-2,98 g/g). Berdasarkan hasil rendemen, maka ganyong lebih prospektif untuk dikembangkan untuk produk pati. Suweg dan gembili mempunyai prospek untuk produk tepung maupun pati sedangkan ubikelapa untuk tepung. Ditinjau dari sifat fisiko kimianya ganyong dan suweg mempunyai amilosa rendah (18,6% dan 19,2%) dan viskositas puncak tinggi (900-1080 BU dan 780-700 BU), sehingga baik dikembangkan untuk bahan pengental maupun pengisi. Sedangkan ubikelapa dan gembili mempunyai kadar protein yang tinggi dengan viskositas rendah baik dikembangkan sebagai tepung komposit untuk
produk pangan.

manisan buah manggis

JUDUL
MANISAN BUAH NANAS

LATAR BELAKANG
Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya. Industri pengolahan buah nanas di Indonesia menjadi prioritas tanaman yang dikembangkan, karena memiliki potensi ekspor. Volume ekspor terbesar untuk komoditas hortikultura berupa nanas olahan yaitu 49,32 % dari total ekspor hortikultura Indonesia tahun 2004 (Biro Pusat Statistik, 2005). Penyebaran tanaman nanas menjangkau setiap propinsi di Indonesia. Maka tidak heran bila buahnya yang mengandung nilai gizi cukup tinggi di kalangan masyarakat. Sebagai variasi pemanfaatan buah nanas, selain dikonsumsi secara segar, di sini ditawarkan olahan nanas kering. Masyarakat kini banyak yang sadar akan pentingnya hidup sehat. Oleh karena itu produk nanas kering yang dihasilkan boleh dianggap mempunyai kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Kandungan vitamin C dalam nenas adalah 24 mg dalam 100 gram buah nanas segar. Umur simpan buah nenas segar antara 1 sampai 7 hari pada 21,11oC, sedangkan buah-buahan kering umur simpannya dapat mencapai 1 tahun atau lebih. Dengan kadar air buah kering antara 18 sampai 25 % (Winarno dan Laksmi, 1974 dalam Muchtadi R, 1997) Pengeringan dehidrasi makanan merupakan pengawetan makanan yang paling berkembang saat ini. Tujuan utama dari pengeringan makanan adalah untuk menurunkan kadar air yang terdapat pada nenas segar, dimana air merupakan titik utama untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bahan pangan dapat dikeringkan dengan cara alami yaitu menggunakan panas alami dari sinar matahari, dan penegrinagn buatan ( artificial drying ), yaitu menggunakan panas selain sinar matahari yaitu dilakukan dalam suatu alat pengering, misalnya STD (solar tunnel drier).
Pengeringan dengan sinar matahari merupakan jenis pengeringan tertua, dan hingga saat ini termasuk cara pengeringan yang populer di kalangan petani terutama di daerah tropis, sedangkan pengeringan dengan Solat Tunnel Drier merupakan jenis pengeringan yang murah dan sesuai untuk daerah yang beriklim tropis.









Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
• Kandungan apa saja yg terdapat dalam nanas ?
• Bagaimana cara memperoleh tanaman nanas ?
• Metode apa yang digunakan dalam pembuatan manisan nanas ?

Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1. untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pada penulis
2. untuk membuat olahan dari hasil pertanian
3. dengan diolah menjadi manisan, gizi yang terkandung di dalam nanas diharapkan bertambah pada saat pengolahan berlangsung.
4. Menyelamatkan kelebihan produksi pada saat terjadi panen raya di daerah sentra produksi nanas.
5. Meningkatkan nilai ekonomi.
6. Menciptakan peluang berusaha dan bekerja.

Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
• Manisan nanas biasanya digunakan sebagai makanan pencuci mulut.
• Manisan nanas cukup digemari oleh semua lapisan masyarakat, baik anak – anak maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh rasa manisan nanas yang sedikit asam bercampur manis serta menyegarkan.
• Masyarakat mengenal manisan nanas dalam dua bentuk, yaitu manisan nanas basah dan manisan nanas kering. Yang keduanya mempunyai rasa flavor yang khas pula. Namun, manisan nanas kering lebih banyak di dapatkan di pasar.



Tinjauan pustaka

Tanaman nanas (Ananas comosus L.Merr.) berasal dari benua Amerika. Kemudian, tanaman tersebut menyebar ke segala penjuru dunia yang beriklim tropic. Pada abad ke – 15, tanaman nanas masuk ke Indonesia sebagai pengisi lahan pekarangan, tetapi akhirnya meluas sampai ke lahan tegal. Nanas bukan tanaman asli Indonesia. Berdasarkan nara sumber (literature) tanaman ini berasal dari benua amerika. Beberapa bukti yang menguatkan bahwa panaman nanas berasal dari amerika adalah penemuan Columbus pada tahun 1493 di pulau guadelopus tumbuh subur tumbuhan nanas, dan tahun 1502 hamparan tanaman ini meluas di pantai Puerto bello.
Berdasarkan benetuk daun dan buah, tanaman nanas dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: Cayanne, Queen, Spanish, Abacaxi. Namun, di Indonesia pada umumnya dikembangkan dua golongan Nanas sebagai berikut.
a. Golongan Cayanne
1. Cirri-cirinya: daun halus, berduri sampai tidak berduri; ukuran buah besar, silinderis, mata buah agak datar, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan rasanya agak masam.
2. Cotoh: Nanas Subang memiliki buah besar menggelembung, mahkota buah kecil, banyak berair, aroma kuat dan rasanya manis.

b. Golongan Queen
1. Cirri-cirinya; daun pendek dan berduri tajam; buah berbentuk lonjong mirip kerucut sampai silinderis, mata buan menonjol, berwarna kuning kemerah-merahan, dan rasanya manis.
2. Contoh: Nanas Palembang memiliki buah kecil, mahkota buah besar, dan rasanya manis sekali.
Contoh lain, Nanas Bogor memiliki buah kecil, kulit kuning, daging buah berserat halus, dan rasanya manis.

Kandungan gizi buah Nanas.
Buah nanas mengandung nilai gizi cukup tinggi seperti pada table dibawah ini:
No. Kandungan Gizi Jumlah
1. Kalori 52,00 kal.
2. Protein 0,40 g
3. Lemak 0,20 g
4. Karbohidrat 16,00 g
5. Fosfor 11,00 mg
6. Zat Besi 0,30 mg
7. Vitamin A 130,00 SI
8. Vitamin B1 0,08 mg
9. Vitamin C 24,00 mg
10. Air 85,30 g
11. Bagian yang dapat dimakan 53,00 %









Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981











DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1986. Buku Petunjuk Proses Pengolahan Pisang dan Nanas Seecara Terpadu. Yogyakarta: USAID COIME-technonet Asia-Yayasan Dian Desa-BATEK Center- Approtech Asia.
---------------. 1980. Selai Nanas. Jakarta: Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pracaya. 1982. Bertanam Nanas. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana, R. 1996. Nanas Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.
Soetanto, E. 1996. Manisan Buah-buahan 1. Yogyakarta: Kanisius.
Suprapti, M.L. 2001. Membuat Aneka Olahan Nanas. Jakarta: Puspa Swara.

Minggu, 12 Juni 2011

sistem politik melalui pendekatan agama

SISTEM POLITIK MELALUI PENDEKATAN AGAMA
Pemikiran Cak Nur mulai menjadi isu nasional ketika ia menegaskan pentingnyasekularisasi politik sebagai paham kebangsaan. Sekularisasi berarti ada pemisahanantara wilayah agama dan wilayah politik. Dalam bahasa Cak Nur, dalam kaitan denganpolitik Islam: "Islam, Yes, Partai Islam, No!" Slogan ini sebenamya dalam tanda tanya,tetapi pemikiran Cak Nur sendiri mengafirmasikan pentingnya sekularisasi politik.Menurut Cak Nur, sekularisasi politik adalah solusi untuk mengembangkan paham kebangsaan di tengah pergulatan ideologis keagamaan dan politik.
Lontaran pemikiran Cak Nur era awal 1970-an ini memberikan pada kita renunganyang sangat penting tentang hubungan agama dan negara, yang sekarang munculkembali di era otonomi daerah melalui munculnya banyak peraturan daerah yangbersifat keagamaan. Campur- aduk kepentingan agama dan negara, menjadikan agama ikutcampur dalam urusan negara, dan sebaliknya negara juga ikut Campur dalam urusanagama. "Perselingkuhan" ini-begitu istilah yang sekarang sering dipakai-mengakibatkandampak pada ruang kebebasan beragama yang semakin sempit, dan terasa sesak diIndonesia, seperti terlihat dalam banyak kasus pelanggaran kebebasan beragamabelakangan ini. Tahun 2005-2006 boleh dikatakan sebagai tahun paling mundur dalamperlindungan kebebasan beragama di Indonesia. Keadaan ini menyuburkan apa yang CakNur sangat khawatir sejak lama, yaitu menguatnya fenomena radikalisme dalamIslam di Indonesia, yang akan merusak wajah Islam moderat dalam kehidupanmasyarakat.
Cak Nur dengan pikiran yang jernih menjelaskan hubungan tak langsung antara agamadan negara, yaitu pada level etika politik. Agama memberikan dukungan keabsahan nilai-nilai politik yang membawa kepada kemasalahatan bersama. Tiga nilai etika politik yangsangat kompatibel dengan agama yang selalu Cak Nur elaborasi adalah: keadilan,keterbukaan, dan demokrasi. Karena sifat negara seharusnya netral-agama, makabahasa-bahasa etika politik itu bersifat umum. Di sini, Cak Nur menegaskan Pancasilasebagai common platform dari semua suku, ras, golongan, dan khususnya agama-agamayang ada di Indonesia. Mengelaborasi filosofi tentang Pancasila ini termasuk hal yangmenjadi concern Cak Nur bertahuntahun. Walaupun seringkali dalam mengelaborasiPancasila ini, Cak Nur mengaitkan dengan al-Qur'an, misalnya, tetapi pikiran- pikirannyabisa diamini oleh siapapun, tidak tergantung pada agamanya apa. Inilah sisi universalpemikiran Cak Nur. la memang seorang ahli Islam, tetapi begitu universal dan kosmopolitkeislamannya itu, pikiran-pikirannya mempunyai pengaruh pada semua kalangan. Jenispemikiran Islam yang dalam istilah Cak Nur al-hanaft jah alsamhah-kecenderunganberagama yang terbuka dan penuh kelapangan-inilah yang terus ditegaskan sebelumbeliau sakit. Ini pula kesan kita kalau membaca bukunya Indonesia Kita, yangmerupakan manifesto Cak Nur untuk reformasi.
Maka sebenamya pikiran kebangsaan Cak Nur, yang pernah menjadi kontroversi besardi kalangan umat Islam pada era 1970-an, merupakan suatu filosofi yang dipikirkan CakNur untuk membangun fondasi keindonesiaan, seperti Pancasila-termasuk didalamnya menempatkan peranan agama dalam politik. Cak Nur selalu menegaskan bahwaperanan agama dalarn politik ada pada level moralitas, bukan politik. Khusus soal moralitasinilah Cak Nur sangat prihatin pada keadaan masyarakat Indonesia, dan lebih khusus padaumat Islam yang menupakan mayoritas bangsa Indonesia. Ada hukum yang Cak Nurkemukakan-dalam bahasa Latin coruptio optimi pessima" ("kejahatan oleh orangterbaik adalah kejahatan yang terburuk," "corruption by the best is the worst"), makapelanggaran prinsip keadilan dan keseimbangan-yang merupakan salah satu pikiranetika politik yang selalu ditekankan Cak Nuroleh kaum Muslim akan mendatangkanmalapetaka berlipat ganda. Hukum yang sama sebenarnya berlaku atas para penganut setiap agama, sebab setiap agama juga mengajarkan prinsip keadilan dan keseimbanganyang sama.
Mungkin, karena Islam merupakan ajaran yang sakral dari Tuhan, Allah SWT, maka ketika dia dipertemukan dengan wacana dan kenyataan hidup per-’politik’-an, sering dianggap berbenturan. Perbenturan ini, sering dianggap untuk menjaga kesucian Islam itu sendiri. Sementara, di sisi lain ‘politik’ dianggap berwacana duniawi yang penuh intrik ‘kekotoran’, sehingga kalau dipertemukan dengan Islam, akan dapat menghilangkan kesakralan Islam itu sendiri.
Islam diturunkan Tuhan, Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW, ‘memang’ untuk
diterapkan di dalam kehidupan duniawi. Tuntunan Islam yang sangat utama, adalah menuntun
umat manusia (baik dia Muslim maupun non Muslim) dalam mengajarkan, mengarahkan kebenaran tentang eksistensi Tuhan itu sendiri, selain tuntunan nyata kehidupan dibidang sosial, politik budaya dan sebagainya.
Artinya, Islam juga menuntun umat manusia khususnya Muslim dalam mengarungi kehidupan dunia, termasuk kehidupan ‘politik’. Umat Islam, silahkan berpolitik, tetapi tetap saja ‘rambu-rambu’ dan prinsip ajaran Islam tidak boleh dilanggar. Seperti, seseorang Muslim guna mencapai kedudukan jabatan, presiden, menteri, gubernur dan lainnya, harus dilakukannya dengan niat dan motivasi prinsip yang jelas seperti ‘ketulusan’ dan keikhlasan, semata karena Allah SWT dengan tujuan memakmurkan umat manusia dan syiar Islam itu sendiri. Karena itu, dalam pencapaian tujuan ini, si tokoh Nuslim, misalnya dilarang menggunakan trik-trik kotor seperti menyuap para pemilih agar mereka memilih dirinya dalam pemilihan jabatan agar jabatan tersebut dimenangkannya. Kalau hal ini dilakukan, maka apakah Islam mengajarkan kekotoran dalam berpolitik?.
Kalau seseorang ini menggunakan cara terlarang, maka yang salah bukan Islamnya, tetapi orang yang mengaku Muslim inilah yang salah karena dia telah menodai Islam dan umat Islam yang lain. Oleh karena itu, seseorang atau kelompok boleh berijtihad, apakah dia mau menggunakan ‘merek’ Islam atau tidak?. Ya Tuhan pun tidak melarang dan tidak menganjurkan, tetapi harus pandai menjaga ‘kemurnian’ Islam itu sendiri. Islam jangan dilecehkan dan dikerdilkan
dalam kehidupan politik, sehingga seolah-olah kedudukan politik itu lebih tinggi dari ajaran Islam.
Betapa trenyuh hati ini kalau seandainya kita sengaja membutakan mata hati, pikiran dan jiwa kita
hanya karena memperturutkan dan mengagungkan akal semata. Tidakkah kita mencoba
menelusuri perjuangan dakwah Rosulullah dalam menegakkan sendi-sendi pemerintahan islam.
Rosulullah tidak pernah sedikitpun meninggalkan aktifitas politik, walaupun hanya dalm hitungan
detik dan desahan nafas. Karena poltik adalah riayatus syuunil ummah(mengurusi urusan umat).
Politik dalam pandangan barat (sekularisme) sangat berlawanan dengan pandangan islam. Islam
adalah agama yang mampu memecahkan segala problematika kehidupan, bukan hanya sebatas
ritual belaka. Islam mengurusi segala aspek kehidupan. Politik bukan ajang perebutan kekuasaan
versi barat, tapi politik adalah sebuah aktivitas yang sangat berat, yang nantinya akan dimintai
pertanggungjawaban. Politik dalam islam adalah pengurusan urusan umat dengan menerapkan
syariat islam, bukan hukum manusia.
HINGGA kini, agama diakui memiliki "fungsi ganda (double function)", yakni dalam kaitan dengan legitimasi kekuasaan dan privilese dan dengan penolakan serta oposisi. Dalam fungsi pertama, agama muncul sebagai apologi dan legitimasi status quo dan budaya ketidakadilan; sedang dalam fungsi kedua, ia menjadi alat protes, perubahan, dan pembebasan.
Bersamaan dengan munculnya teori-teori sekularisasi dan modernisasi yang memprediksikan runtuhnya signifikansi agama dalam kehidupan publik kontemporer, perlu dikedepankan pertanyaan mendasar: apakah kebijakan publik memerlukan agama? Agar dapat melihat secara tepat peran agama dalam kehidupan publik dan pembuatan kebijakan, kita perlu merumuskan pertanyaan secara benar. Sebab, seperti kata para ahli, separuh jawaban bergantung pada formulasi pertanyaan yang benar.
Pertanyaan itu bukan retorika belaka; ia dimaksudkan untuk memprovokasi diskusi kritis menyangkut batas hubungan yang sesungguhnya antara kebijakan publik dan agama. Kendati bukan hal baru, namun pertanyaan itu masih tetap anigmatik.
Oleh karena itu, bisa dimengerti mengapa pertanyaan itu memunculkan pertanyaan- pertanyaan terkait lain. Bagaimana seharusnya kebijakan publik dicapai dalam alam demokrasi? Bagaimana seharusnya hubungan agama dengan politik dalam masyarakat modern yang mengalami sekularisasi? Apakah agama dan politik harus sama sekali putus hubungan dan agama harus diprivatisasi? Atau, agama harus sedemikian penting sehingga mendominasi kebijakan publik?
Para sosiolog memang tidak memandang dengan sebelah mata berbagai peran yang dapat dimainkan agama dalam proses-proses politik di tengah masyarakat. Peter Berger, misalnya yang mencoba menyintesiskan pandangan-pandangan Marx, Weber, dan Durkhiem, menggambarkan agama sebagai kekuatan world maintaning dan world shaking (1967). Dengan dua kekuatan itu, agama mampu melegitimasi atau menentang kekuasaan dan privilese.
Meski demikian, para sosiolog menekankan berkurangnya signifikansi agama dalam
kehidupan publik seiring proses sekularisasi dan privatisasi. Menurut Berger, sekularisasi mengantarkan pada demonopolisasi tradisi-tradisi keagamaan dan meningkatkan peran orang- orang awam. Berbagai pandangan keagamaan berbaur dan bersaing dengan pandangan dunia non-agama, sehingga organisasi-organisasi keagamaan harus mengalami rasionalisasi dan de- birokratisasi.
Hal yang sama dikemukakan Talcott Parsons, sosiolog terkemuka dari pendekatan fungsional. Menurut Parsons, dalam masyarakat multi-religius proses-proses politik yang berlangsung akan menjadi semacam diferensiasi yang menyediakan agama pada tempat yang lebih sempit tetapi jelas dalam sistem sosial dan kultural. Karena keanggotaan dalam suatu organisasi kemasyarakatan bersifat sukarela, maka konten dan praktik keagamaan dengan sendirinya mengalami privatisasi dan menyebabkan perkembangan civil religion (Parsons, 1967 and 1995).
Situasi seperti itu mendorong lahirnya model keberagamaan yang terbuka, menjamin kebebasan agama dan meminimalisir intervensi negara. Inilah yang kini dinikmati negara-negara maju dengan tingkat demokrasi yang stabil. Mereka tidak lagi diganggu konflik yang dipicu sentimen apa pun, termasuk sentimen keagamaan. Agama-agama telah menempati ruangnya yang pas, sehingga tidak menimbulkan gesekan dan benturan dengan pandangan-pandangan profan.
Barangkali suatu truisme dalam perbandingan sosiologi sejarah, bahwa agama dalam pasca-pencerahan Barat ditandai meluasnya privatisasi. Yakni, kecenderungan yang kian meningkat untuk melihat agama sebagai masalah etika personal privat, dan bukan tatanan politik publik (Wilson, 1966; Martin, 1978).
Tendensi seperti itu tentu tidak dapat dikatakan khas Eropa modern dan Kristen Barat. Sebab, manakala muncul upaya-upaya menggiring agama ke ruang publik di banyak negara Dunia Ketiga, utamanya negara-negara Islam, yang terjadi adalah politisasi agama atau menjadikan agama sebagai alat untuk kepentingan non-agama.
Akibatnya, terjadi benturan agama dengan paham dan ideologi profan, sehingga agama bukan hanya menjadi variabel pembeda, tetapi secara signifikan juga menyumbang munculnya kekerasan dan ketegangan sosial. Dalam situasi seperti itu, tak terelakkan terjadinya "publikisasi hal-hal privat" dan "privatisasi masalah-masalah publik". Keduanya mengikis garis yang memisahkan agama dari politik.
Konsekuensinya, seperti dikemukakan Richard Falk, "politics is being reinfused with religious symbols and claims, whereas religion is being summoned to the trenches of popular struggles, including even recourse to violent tactics" (Falk, 1988: 392).
Peran profetik agama
Sejak detik-detik awal kemerdekaan dan mengalami intensitas pada masa transisi saat ini, para pemimpin dan organisasi keagamaan di Indonesia terlibat aktif berbagai perbincangan diskursif untuk mendefinisikan hubungan progresif antara agama dan negara demokrasi. Sedikitnya, telah ditemukan beberapa tipologi model konstitusional yang dapat dipertimbangkan sebagai suatu pilihan.
Pertama, teokrasi, yaitu suatu negara di mana kebijakan publik sepenuhnya ditentukan oleh
denominasi agama tertentu.
Kedua, negara sebagian agama, sebagian sekuler. Model ini menyediakan power sharing antara negara dan denominasi agama tertentu, tetapi kebijakan publik tetap didominasi tafsir-tafsir keagamaan dan pandangan moral agama tertentu.
Ketiga, negara sekuler dengan interaksi antara negara dan organisasi-organisasi keagamaan di mana agama tetap didorong memainkan peran penting dalam mempengaruhi kebijakan publik.
Keempat, negara sekuler, di mana organisasi-organisasi keagamaan ditolerir sepanjang berada dalam ruang privat, tetapi tidak ada aktivitas bersama negara. Dengan kata lain, pandangan keagamaan tidak mendapat perhatian dalam perumusan kebijakan publik.
Kelima, negara sekuler dan ateistik di mana agama ditindas dan diberangus.
Tampaknya opsi ketiga lebih mendekati cetak-biru the founding fathers negeri kita untuk apa yang disebut "bina bangsa" dan "bina negara". Di Indonesia, seluruh organisasi keagamaan bukan saja memiliki pengakuan konstitusional ruang otonominya, tetapi juga dapat berkolaborasi dengan negara dalam tugas-tugas yang menjadi perhatian bersama.
Tentu saja opsi ketiga itu bukan tanpa risiko. Bahaya paling krusial yang bisa muncul dari opsi ketiga adalah legitimasi keagamaan. Biasanya legitimasi keagamaan muncul manakala agama diberi ruang sedemikian luas hingga mengurusi hal-hal di luar dirinya. Dan, yang paling dekat dari dirinya adalah kekuasaan. Di sini agama bisa tampil untuk menjustifikasi atau mendelegitimasi kekuasaan dengan teks-teks keagamaan.
Hal itu sangat berbahaya karena bukan hanya memperkosa teks keagamaan untuk kepentingan politik sesaat, tetapi juga mengingkari semangat profetik agama-agama. Orang atau kelompok bisa melakukan apa saja atas nama agama, dan karena agama, orang atau kelompok, atau bahkan negara, saling menghancurkan.
Oleh karena itu, opsi ketiga meniscayakan adanya gerakan lintas-agama (inter-religious movement) yang mengemban misi keadilan dan persamaan antarsesama manusia, makhluk Sang Maha Pencipta. Para pemimpin agama berkewajiban menjaga peran historis mereka sebagai kesadaran moral masyarakat dan mengangkat suara protes terhadap pelanggaran martabat manusia.
Hal itu hanya dapat dicapai bila organisasi-organisasi keagamaan menjaga integritas moral dan spiritualnya bukan dengan mengalah kepada tekanan dan godaan partai politik tertentu, tetapi bersikap positif netral vis-a-vis semua partai politik.
Agama memang perlu mengambil jarak dari politik agar dapat memberikan sinar pencerahan profetiknya. Sungguh kita perlu menyepakati, tidak ada gerakan keagamaan yang akan diterima sebagai suatu gerakan politik. Sebab, jika tidak, para politisi akan berlindung di balik agama dan memangsa kehidupan masyarakat, sebagaimana telah mereka lakukan. Sejak dahulu, para manipulator telah menggunakan agama untuk memperbudak manusia.
POLITIK DALAM ISLAM
Di dalam Islam, kekuasaan politik kait mengait dengan al-hukm. Perkataan al-hukm dan kata-katayang terbentuk dari kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur'an. Dalam bahasa Indonesia,perkataan al-hukm yang telah dialih-bahasakan menjadi hukum intinya adalah peraturan, undang-undang,patokan atau kaidah, dan keputusan atau vonis (pengadilan).Wujud kekuasaan politik menurut agama dan ajaran Islam adalah sebuah sistem politik yangdiselenggarakan berdasarkan dan menurut hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an tidak menyebutkan dengan tegas bagaimana mewujudkan suatu sistem politik. Di dalambeberapa ayat, Al-Qur'an hanya menyebut bahwa kekuasaan politik hanya dijanjikan (akan diberikan)kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Ini berarti bahwa sistem politik menurut agamadan ajaran Islam terkait dengan kedua faktor tersebut. Di sisi lain keberadaan sebuah sistem politikberkaitan pula dengan ruang dan waktu. Ini berarti bahwa sistem politik adalah budaya manusia sehingga keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari dimensi kesejarahan. Karena itu pula lahirnya sistem politikIslami harus dihubungkan dengan sebuah peristiwa bersejarah. Yang dimaksud adalah perjanjian ataubai'at keislaman yang menimbulkan satu perikatan berisi pengakuan dan penaklukan diri kepada Islamsebagai agama. Konsekuensi perjanjian tersebut adalah terwujudnya sebuah masyarakat muslim yangdikendalikan oleh kekuasaan yang dipegang oleh Rasul. Dengan demikian, terbentuklah sebuah sistempolitik Islami yang pertama dengan fungsi dan struktur yang sederhana dalam masyarakat dan negarakota Medinah. Sistem politik ini terjadi setelah disetujuinya piagam Madinah, yang oleh Hamidullahdisebut sebagai konstitusi tertulis pertama dalam sejarah, pada awal dekade ketiga abad VIIM (622)atau tahun I H. Dengan piagam itu tegaklah sistem politik Islam dalam sebuah negara. Sementara ituperlu dikemukakan walaupun di atas disebutkan sistem politik Islami berawal dari perikatan, namun,itu tidaklah berarti bahwa teori perjanjian masyarakat yang dikenal dalam kepustakaan ilmu politiksama dengan perjanjian keislaman tersebut di atas. Perjanjian keislaman itu merupakan konsep baru,disamping konsep-konsep yang telah dikenal. Lagi pula sifatnya adalah restrukturisasi atau penataankambali suatu masyarakat menurut hukum Ilahi
Apa yang telah dikemukakan di atas mengandung makna kemungkinan adanya sistem politikIslami dalam sebuah negara dan dalam masyarakat non-negara. Yang terakhir ini terlihat dalam sejarahIslam sebelum hijrah. Oleh karena itu, kendatipun wujud ideal (yang dicita-citakan ) sebuah sistempolitik Islami adalah sebuah negara, tetapi pembicaraan tentang sistem politik Islami dapat terlepas darikonteks (bagian uraian, yang ada hubungannya dengan) kenegaraan yakni konteks kemasyarakatan yangdapat dipandang sebagai sub sistem politik.Dalam sub sistem politik ini, hukum-hukum Allah dapat ditegakkan meskipun dalam ruang lingkupyang terbatas sesuai
dengan kemampuan, sebagai persiapan pembentukan masyarakat mukmin yangsiap menjalankan hukum Islam dan ajaran agama. Oleh karena kesiapan masyarakat itu dikaitkan denganiman dan amal saleh, maka diantara langkah-langkah mendasar yang harus dilakukan adalah pembaharuandan peningkatan iman dan penggalakkan beramal saleh. Untuk itu diperlukan kajian terhadap Al-Qur'andan Al-Hadist, pemasyarakatan dan pembudayaan hasil-hasil kajian itu (Abd, Muin Salim, 1994:295,296).Sebelum mengakhiri pembicaraan mengenai politik ini, perlu dikemukakan bahwa konsep sistempolitik Islam adalah konsep politik yang bersifat majemuk. Sebabnya, karena sistem politik Islam lahirdari pemahaman atau penafsiran seseorang terhadap Al-Qur'an berdasarkan kondisi kesejarahan dankonteks persoalan masyarakat para pemikir politik. Namun demikian, adalah naif (tidak masuk akal)kalau ada pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang telah membuat sejarah selama lima belas abadtidak mempunyai sistem politik hasil pemikiran para ahlinya. Di dalam kepustakaan dapat dijumpaipemikiran politik yang dikembangkan oleh golongan Khawarij, Syi'ah, Muktazilah. Di kalangan Sunniterdapat juga pemikiran politik baik di zaman klasik maupun di abad pertengahan tentang prosesterbentuknya negara, unsur-unsur dan sendi-sendi negara, eksistensi lembaga pemerintahan, pengangkatankepala negara, syarat- syarat (menjadi) kepala negara, tujuan dan tugas pemerintahan, pemberhentiankepala negara, sumber kekuasaan, bentuk pemerintahan.
Islam mengingatkan kepada pemeluknya untuk tidak tunduk kepada kekuasaan asing. Inilah sebabnya, mengapa kaum imperialis merusaha mengacaukan pikiran rakyat dengan menarik garis pemisah antara antara agama dan pemerintahan dan politik.
KONTRIBUSI AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN POLITIK BERBANGSA DAN
BERNEGARA
[1]. Politik ialah : Kemahiran [2]. Menghimpun kekuatan [3]. Meningkatkan kwantitas dan
kwalitas kekuatan [4]. Mengawasi kjkuatan dan [5]. Menggunakan kekuatan, untuk mencapai
tujuan kekuasaan tertentu didalam negara atau institut. lainnya
Seminar PembangunanHukumNasionalkeVIII / 2003•
Menjadikan ajaran agama sebagai sumber motivasi, sumber inspirasi, dan sumber evaluasi yang kreatif dalam membangun insan hukum yang berakhlak mulia, •Sehingga wajib dikembangkan upaya-upaya konkret dalam muatan kebijakan pembangunan hukum nasional yang dapat :-memperkuat landasan budaya keagamaan-memfasilitas iperkembangan keberagamaan – mencegah konflik sosial antar umat beragama.
POLITIK DALAM BUDHA
Usaha untuk mencampuradukkan agama dengan politik pun sering terjadi. Padahal, kalau dilihat agama berdasarkan pada moralitas, kemurnian, dan keyakinan, sedangkan dasar politik adalah kekuatan. Dilihat dari sejarah masa lalu, agama telah sering digunakan untuk memberi hak bagi orang-orang yang berkuasa. Agama digunakan untuk membenarkan perang dan penaklukan, penganiayaan, kekejaman, pemberontakan, penghancuran karya~karya seni dan kebudayaan.
Ketika agama.digunakan sebagai perantara tindakan-tindakan politik, agama tidak lagi dapat memberikan keteladanan moral yang tinggi dan derajatnya direndahkan oleh kebutuhan- kebutuhan politik duniawi. Tujuan Buddha Dhamma tidak diarahkan pada penciptaan lembaga- lembaga politik baru dan menyusun rencana-rencana politik. Pada dasarnya, agama mencari pendekatan masalah-masalah kemasyarakatan dengan memperbaiki individu-individu dalam masyarakat tersebut dan menganjurkan beberapa prinsip umum untuk dituntun ke arah nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Memperbaiki kesejahteraan anggota-anggotanya dan lebih adil dalam membagi sumber daya-sumber daya.
Sistem politik dapat menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat, tapi ada batasannya, Bagaimanapun idealnya suatu sistem politik, tidak dapat menimbulkan kedamaian dan kebahagiaan selama orang-orang dalam sistem tersebut dikuasai keserakahan, kebencian, dan kebodohan.
Meskipun suatu sistem politik yang baik dan adil menjamin hak asasi manusia dan mengawasi keseimbangan, penggunaan kekuatan adalah suatu kondisi penting bagi suatu kehidupan bahagia dalam masyarakat. Masyarakat seharusnya tidak membuang-buang waktunya dengan pencarian tanpa akhir bagi sistem politik muktahir di mana manusia dapat bebas sepenuhnya. Karena kebebasan penuh tidak dapat ditemukan dalam sistem apapun melainkan hanya dalam batin yang bebas. Untuk menjadi bebas, orang-orang harus mencari ke dalam pikiran mereka sendiri dan bekerja ke arah pembebasan diri mereka sendiri dari belenggu kebodohan dan
keinginan.
Pendekatan agama Buddha terhadap politik adalah moralisasi dan tanggung jawab penggunaan kekuatan masyarakat. Sang Buddha mengkotbahkan Tanpa Kekerasan dan Kedamaian sebagai pesan universal. Beliau tidak menyetujui kekerasan atau penghancuran kehidupan dan mengumumkan bahwa tidak ada satu hal yang dapat disebut sebagai suatu perang 'adil'. Beliau mengajarkan, "Yang menang melahirkan kebencian, yang kalah hidup dalam kesedihan. Barang siapa yang melepaskan keduanya baik kemenangan dan kekalahan akan berbahagia dan damai". Sang Buddha tidak hanya mengajarkan Tanpa Kekerasan dan Kedamaian, Beliau mungkin guru agama pertama dan satu-satunya yang pergi ke medan perang secara pribadi untuk mencegah pecahnya suatu perang. Beliau menguraikan ketegangan antara suku Sakya dan suku Koliya yang siap berperang atas air Sungai Rahini. Beliau juga meminta Raja Ajatasattu supaya jangan menyerang Kerajaan Vajji.
Betapapun, ini tidak berarti bahwa agama Buddha tidak dapat atau harus tidak terlibat dalam proses politik, yang merupakan suatu realitas sosial. Bagaimanapun kehidupan anggota masyarakat dibentuk oleh hukum-hukum dan peraturan-peraturan, aturan-aturan ekonomi, lembaga-lembaga, yang dipengaruhi oleh penataan politik dari masyarakat tersebut. Namun, jika seorang umat Buddha berharap untuk terlibat dalam politik, dia harus tidak menyalahgunakan agama untuk memperoleh kekuatan politik. Juga tidak dianjurkan bagi mereka yang telah melepaskan kehidupan duniawi untuk menjalani suatu kehidupan agama yang murni untuk secara aktif terlibat dalam politik.
Ayatullah Khomeini berpegang pada konsep Kedaulatan Tuhan dan memandang al-Qur’an sebagai konstitusi Islam, dan karena itu ia berpendapat bahwa negara tidak memerlukan parlemen sebagai badan legislatif yang menyusun UU. Baginya rakyat itu sudah punya UU dasar, yaitu al Qur’an yang didukung oleh Sunnah. Tapi ini bukan berarti parlemen tidak diperlukan. Parlemen diperlukan, tapi untuk menciptakan peraturan-peraturan pelaksanaan atau UU organik guna memberikan tugas kepada eksekutif. Namun pemegang kekuasaan eksekutif harus juga kaum fuqaha.
Pertama, dualisme politik dan agama dalam rekam perebutan kekuasaan di tanah air seolah telah terbantahkan oleh PKS. Asumsi yang menafikan peran agama dalam politik yang memberi simpulan bahwa politik harus berjarak dari agama ternyata sudah tidak lagi relevan lagi. Politisi PKS umumnya selalu bisa menyuguhkan cara berpolitik dengan pendekatan pendekatan agama, tanpa harus megobral simbol-simbol formalisme agama (meski seharunya tak malu mengatakan membela dan menggunakan slogan agama). Walah, terkadang, sikap gerakan politik yang bersikukuh menformalkan simbol agama dan tidak dibarengi dengan perilaku umum gerakan politisi tersebut hanya kadang akan menjadi kuburan dan senjata makan tuan bagi dakwah politik itu sendiri.

produksi kripik jamur

Produksi kripik jamur dari hasil afkir pada proses pengalengan


Jamur merang tidak hanya berhenti pada panen saja yang kemudian dijual dalam bentuk segar, tetapi akan lebih baik jika dilakukan proses pengolahan jamur merang ke dalam bentuk lainnya yang mampu menarik perhatian Produk olahan jamur merang tersebut antara lain adalah Bentuk kering. Rasa maupun kualitas jamur merang tidak akan berbeda dalam bentuk kering. Jamur merang dapat dibuat sebagai keripik.
perusahaan yang bergerak di bidang industri pengalengan buah-buahan agro (hortikultura) dan jamur merang (champignon), dengan jumlah pegawai antara 3200-3500 orang. Pertumbuhan jamur akan menyebabkan naiknya kelembaban di permukaan produk sehingga memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme seperti bakteri halophilik untuk mengadakan pembusukan dan kemungkinan menyebabkan racun (Subroto et.a l, 1990). Oleh karena itu gas formalin dipakai oleh pedagang bahan tekstil supaya tidak rusak oleh jamur atau ngengat.
Khususnya di Jabar, sentra produksi jamur merang dapat ditemui di Bekasi, Karawang, Subang, dan Cirebon. Sementara sentra jamur tiram putih berada di Kabupaten Bandung (Cisarua, Lembang, Ciwidey, Pangalengan), Bogor, Sukabumi, Garut, Selain dijual segar, sebagian pelaku usaha melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi keripik dan tepung. Rina di Bandung misalnya, setiap hari memproduksi 50 - 100 kg keripik jamur tiram.

Jumat, 10 Juni 2011

tugas pkm

PROPOSAL
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS


KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIVE OBAT HERBAL PENYEMBUHAN PENYAKIT REUMATIK

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT


Diusulkan Oleh :

NAMA : PURWATININGSIH
NIM : B3210588
PRODI : TEKNOLOGI NDUSTRI PANGAN
JURUSAN : TEKNOLOGI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JEMBER
2011

Lembar Pengesahan Program Kreativitas Mahasiswa GT
1. Judul kegiatan : Daun Lidah Buaya Sebagai Salah Satu Alternative
Obat Herbal Dalam Penyembuhan Penyakit Maag .
2. Bidang kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : PURWATININGSIH
b. NIM : B3210588
c. Jurusan : Teknologi Pertanian
d. Universitas/ Intitut/ Politeknik : Politeknik Negeri Jember
e. Alamat Rumah : Jl. WR. Supratman Situbondo
4. Anggota Pelaksana Kegiatan /Penulis : 1 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No. Telp/Hp :

Jember, 2011
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Ketua Pelaksana




() ( Purwatiningsih)
NIP. NIM. B3210588

Pembantu Direktur III Dosen pendamping



( ) ()
NIP. NIP.






KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segenap kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan proposal ini yang berjudul “KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIVE OBAT HERBAL PENYEMBUHAN PENYAKIT REUMATIK”

Penulis menyadari, bahwa selama penyusunan proposal ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, nasihat serta dorongan dari semua pihak yang selama ini rela dan senang hati mengulurkan tangannya kepada penulis. Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Pembantu Direktur III Politeknik Negeri Jember.
3. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Jember.
4. Ketua Program Studi Teknologi Industri Pangan Politeknik Negeri Jember.
5. Ir. Wahyu Suryaningsih MSi, selaku dosen pendamping.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas amal kebaikan yang telah diberikan. Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun menuju kearah kemajuan dan kesempurnaan.


Jember, 08 Juni 2011


Penulis



RINGKASAN

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan 30.000 spesies tumbuhan yang 1000 diantaranya dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat (Depkes RI, 2005). Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam tumbuhan obat kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Kulit buah manggis dimanfaatkan sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen) dan obat disentri (Heyne,1987). Masyarakat memilih cara yang mudah dan praktis dalam penggunaannya yaitu dengan cara penyeduhan simplisia.

Senyawa - senyawa yang terkandung dalam kulit buah manggis antara lain flavonoid epikatekin, antosianin serta senyawa turunan xanton, diantaranya yaitu α-mangostin, β-mangostin, γ-mangostin, mangostanol dan gartanin (Suksamrarn et al., 2003). Weecharangsan (2005) melaporkan bahwa secara in vitro ekstrak etanol 50% dari kulit buah manggis dengan metode maserasi selama 7 hari memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 30,76 ± 1,66 μg/ml, ekstrak air kulit buah manggis dengan pemanasan pada suhu 70°C selama 4 jam sebesar 34,98 ± 2,24 μg/ml. Senyawa α - mangostin yang merupakan senyawa terbesar di dalam kulit buah manggis menunjukkan potensi sitotoksik pada sel kanker payudara (BC-1) dan kanker epidermis pada mulut masing-masing dengan IC50 sebesar 0,92 μg/ml dan 2,08 μg/ml (Suksamrarn et al., 2006), selain itu α - mangostin juga memiliki aktifitas anti TBC dengan MIC (Minimum Inhibition Concentration) 6,25 μg/ml (Suksamrarn et al., 2003).

Senyawa α - mangostin mempunyai subtitusi 2 isopren, 3 hidroksi dan 1 metoksi pada cincin aromatik trisiklik. Cincin aromatik ini memungkinkan adanya ikatan rangkap tak jenuh yang terkonjugasi atau sering disebut gugus kromofor sehingga dapat dianalisis dengan detektor UV. Metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis α - mangostin antara lain Spektrofotometri UV - Vis, KLT (Kromatografi Lapis Tipis) – Densitometri (Pothitirat dan Gritsanapan, 2008) dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) (Walker, 2007).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar α - mangostin yang tersari dalam seduhan simplisia kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) yang dikeringkan dengan menggunakan metode KCKT.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya berwarna unggu dan isi berwarna putih. Orang tua kita dulu banyak menggunakan buah manggis untuk obat. Kajian terkini melalui sains telah membuktikan khasiat dan kelebihan buah manggis dengan penemuan sejenis bahan aktif di dalam buah manggis yang dikenali sebagai xanthone. Xanthone ialah suatu bahan kimia aktif dengan strukturnya yang terdiri 3 cincin dan ini menjadikannya sangat stabil ketika berada dalam badan. Struktur ini menjadikannya sangat stabil dalam keadaan panas atau dingin. Terdapat lebih dari 200 jenis bahan xanthone di alam tetapi lebih dari 40 jenis xanthone terdapat dalam buah manggis dan ini merupakan kandungan yang terbanyak. Khasiat terbaik dari xanthone ialah ianya bersifat anti-oksidan yaitu menghambat proses oksidasi atau proses penuaan tubuh/sel tubuh. Xanthone akan melindungi sel dan mengurangi kerusakan pada sel akibat radikal bebas.

Kulit buah manggis merupakan bagian buah manggis yang membungkus daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan bagian buah yang dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini kulit buahnya yang mencapai 2/3 bagian buah atau 66,6%. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada kaitannya dengan kandungan tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit buah manggis. Senyawa tannin merupakan asam tannat, secara teoritis suatu senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam tannat dan air. Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat diharapkan dapat mengikat asam tannat yang terkandung didalam kulit buah manggis. Dengan demikian rasa pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat dinetralisir.

Bagian lain yang bermanfaat adalah kulit buahnya. Kulit manggis menghasilkan warna merah keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau ether, tidak larut dalam air.


1.2 Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh lama perendaman larutan kapur tohor Ca (OH)2 pada kulit buah manggis ?
2. Berapa lama waktu perendaman yang paling efektif untuk menetralisir rasa pahit kulit buah manggis ?
3. Berapa kandungan tannin, gula reduksi serta kapang dan khamir dalam kulit buah manggis dengan lama perendaman yang berbeda ?


1.2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman larutan kapur tohor Ca(OH)2 pada kulit buah manggis.
2. Untuk mengetahui berapa lama waktu perendaman yang paling efektif untuk menetralisir rasa pahit kulit buah manggis.
3. Untuk mengetahui kandungan tannin, gula reduksi serta kapang dan khamir dalam kulit buah manggis dengan lama perendaman yang berbeda.


1.2.3 Manfaat
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk pengobatan sakit reumatik yang tidak bisa diobati dengan obat-obatan klinis.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah setempat untuk untuk membudidayakan buah manggis untuk obat-obatan.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.






TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.)

Nama lain manggis
Manggis dikenal dengan berbagai nama yaitu manggu, manggis (Jawa), Manggusto (Sulawesi Utara), mangustang (Maluku), manggista, manggoita, mangi, manggih (Sumatra) (Hutapea, 1994).

Morfologi tanaman
Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi hingga 15 meter. Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25 cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu buah terdapat 5-7 biji (Hutapea, 1994).

Kulit Buah Manggis
Kulit buah manggis adalah bagian buah manggis yang membungkus daging buah manggis dan merupakan bagian terbesar dari buah manggis, mencapai 2/3 bagian buahnya. Kulit buah manggis yang tebal mengandung getah pahit yang berwarna kuning yang disebut dengan rosin/resin, atau “gamboge”. Kulit buah manggis juga kaya akan pektin, tannin “catechin”, zat warna hitam, dan zat antibiotik xanthonin ( Verherj, 1997 : 220). Adapun menurut Nurkamari dan Purnomo (1979) di dalam Setyowati ( 2000 : 17), dikatakan bahwa kulit buah manggis mempunyai daya reduksi sebanding dengan daya reduksi asam askorbat.


Berikut ini adalah tabel tentang komposisi kulit buah manggis.

Tabel 1. Komposisi Kulit Buah Manggis
No. Komponen % berat kering
1. Kadar Protein Sedikit
2. Serat Kasar 29,9
3. Pati -
4. KadarTannin 1,1
5. Kadar zat yang terlarut di
dalam Isoheksana 4,5
6. Abu 4,5

Kandungan kimia
Kulit buah manggis mengandung turunan xanton antara lain α-mangostin, β-mangostin, γ-mangostin, 3-isomangostin, mangostanol, gartanin, garsinon A, garsinon B, garsinon C, garsinon D, garsinon E (Ismail dan Rahman, 2005). Selain itu kulit buah manggis juga mengandung antosianin, flavonoid jenis epikatekin (Yu et al, 2007), tannin, monoterpen, saponin dan kuinon (Pradipta,2009).

Kegunaan tanaman
Tanaman manggis selain digemari buahnya, kulit buahnya juga dikenal sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen), obat disentri (Heyne,1987). Antosianin yang memberikan warna ungu dalam kulit buah manggis dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami untuk makanan dan tekstil (Wijaya, 2009). Kulit buah manggis secara in vitro mempunyai aktivitas anti plasmodium falsiparum (Mahabusarakam et al., 2006), antibakteri (Linuma et al., 1996), antioksidan (Moongkarndi et al., 2002), menginduksi apoptosis pada sel leukemia (Matsumoko et al., 2003), antijerawat dan anti TBC.

Pengaruh Lama Perendaman
Pengaruh lama perendaman dalam penelitian ini adalah besarnya perubahan yang ditimbulkan oleh lama perendaman kulit buah manggis dalam larutan kapur tohor Ca(OH)2 dengan konsentrasi 3%. Untuk menetralisir kandungan tannin yang menyebabkan rasa pahit pada kulit buah manggis, lama perendaman dilaksanakan tiga puluh menit, enam puluh menit dan sembilan puluh menit.

Larutan Kapur Tohor Ca(OH)2
Larutan kapur tohor C a(OH)2 adalah campuran kapur tohor dan air, dari Ca(OH)2 yang digunakan dalam proses pelarutan terhadap senyawa tannin. Konsentrasi larutan kapur tohor Ca(OH)2 3% berarti didalam 100 gram larutan kapur tohor Ca(OH)2 terdapat 3 gram kapur tohor Ca(OH)2.

Senyawa Tannin
Tannin disebut juga asam galotannat atau asam tannat, berat molekulnya 500 – 3.000. Pada buah – buahan, seperti salak (Salacca edulis), jambu mete (Anacardium occidendale), dan manggis (Garcinia mangostana), kandungan tannin tinggi pada saat buah masih muda dan menjadi rendah setelah buah matang. Tannin dapat ditemui pada setiap tanaman, namun letak dan kadarnya berbeda – beda, tergantung pada tanaman itu sendiri. Menurut kadarnya berbeda – beda, tergantung pada tanaman itu sendiri. Tannin terdapat pada bagian buah dan kulit buah, sedangkan pada beberapa tanaman lain, tannin terdapat pada bagian getah. Sedangkan pada buah manggis tannin banyak terdapat pada kulit buahnya.

Cara Pengolahan kulit buah manggis sebagai obat pederita reumatik

Caranya :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kulit buah maggis dicuci sampai bersih.
3. Kulit buah manggis rendam dengan Larutan kapur tohor C a(OH)2
4. Kulit buah manggis iris kecil kemudian jemur sampai kering
5. Ambil 1 gelas air panas, celupkan 2-3 iris kulit buah manggis kering tadi.
6. Minum ramuan setelah hangat dan warna air jadi ungu. Rasa agak sepet enak.








KESIMPULAN


Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh lama perendaman larutan kapur tohor terhadap kualitas kulit buah manggis yaitu semakin lama perendaman akan menghasilkan warna yang jernih, aroma yang tajam, tekstur yang kenyal, dan memiliki rasa yang manis.
2. Waktu perendaman larutan kapur tohor yang paling efektif untuk menetralisir rasa pahit pada kulit buah manggis, adalah waktu 90 menit.

pasar induk puspa agro

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Liberalisasi produk pertanian yang saat ini terjadi di Jatim dan hampir disemua provinsi di Indonesia, bisa teratasi jika sistem pasar berpihak pada petani. Puspa Agro yang kini telah dimiliki Jatim adalah upaya mengatasi liberalisasi tersebut, dan Jatim optimistis bisa mengatasinya.
Keberadaan Puspa Agro kini telah mampu memotong mata rantai penjualan produk pertanian yang mengakibatkan petani kurang banyak untung. Dilokasi ini, petani bisa langsung menjual produknya ke pasar tanpa harus melalui tengkulak, serta meningkatkan keuntungannya.
Selain Puspa Agro, sebenarnya pemerintah Provinsi juga berusaha membangun sub terminal di masing-masing kabupaten/kota. Di sub terminal itu produk-produk pertanian bisa tampung kemudian didistribusikan ke Puspa Agro. "Strategi itu membuat ongkos distribusi semakin murah, karena kegiatan pengiriman dilakukan dalam jumlah besar," katanya, Seperti dilansir laman Diskominfo. Impian membangun sub terminal itu hingga saat ini belum bisa terwujud. Selain terbatasnya alokasi dana, petani dikabupaten/kota ternyata mereka sudah memiliki jaringan penjualan antar provinsi. "Fakta tersebut semakin membuktikan petani kita makin cerdas”.
Ketua Komisi Ilmu Sosial, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Taufik Abdullah mengatakan, agar keberadaan Puspa Agro ini makin dirasakan masyarakat dan petani juga mudah menjangkaunya, pemerintah perlu segera memperbaiki infrastuktur jalan akses menuju lokasi. Masih minimnya akses jalan menuju lokasi membuat banyak masyarakat luar Surabaya dan Sidoarjo mengaku kesulitan mencari lokasinya. "Padahal sebenarnya Puspa Agro mudah dijangkau dari berbagai arah".
Kunjungan rombongan ke Puspa Agro adalah melihat secara langsung upaya Pemerintah provinsi Jatim dalam memberdayakan petani khususnya dalam pemasaran hasil produk. Dari kunjungan ini, rombongan yang sebagian besar merupakan para guru besar ilmu sosial dari sejumlah universitas terkemuka di Indonesia, akan memberikan rekomendasi yang bisa dijadikan sebagai sumber kebijakan oleh pemerintah.
Kunjungan pengurus dan peserta AIPI ke Puspa Agro adalah sebagai rangkaian kegiatan temu ilmiah para pegiat ilmu sosial yang diselenggarakan selama dua hari di Surabaya. Temu ilmiah ini rutin dilakukan setiap tahunnya dengan lokasi yang berbeda-beda.
"Dari Puspa Agro rombongan selanjutnya mengunjungi Jembatan Nasional Suramadu," katanya.
1.2 Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.2.1 Rumusan Masalah
1. Prospek pemasaran apa yang digunakan di pasar puspa agro?
2. Berapa banyak penghasilan yang diperoleh oleh pasar puspa agro?

1.2.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui produk yang ada di pasar puspsa agro.
2. Untuk mengetahui bagaimana prospek pemasaran yang ada di pasar puspa agro.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasa antara pembeli dan penjual di pasar puspa agro.

1.2.3 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi baru tentang proses transaksi yang ada di pasar puspa agro
2. Memberikan gambaran tentang transaksi jual beli yang baik sehingga menguntungkan.



BAB II
PROSPEK PEMASARAN

Lelang komoditi yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur 2011 yang digelar di Puspa Agro menargetkan transaksi sekitar Rp 517,5 miliar atau naik 10-15 persen dibandingkan hahun lalu yang hanya Rp 450 miliar.
"Lelang komoditi di Puspa Agro pada 2011 sudah berlangsung ketiga kalinya diharapkan transaksinya juga lebih besar dibandingkan pada saat digelar di Bank Pembangunan Jawa Timur Surabaya" Ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur Budi Setiawan usai menyaksikan Lelang Komoditi ke 81 di Puspa Agro Jemundo Sepanjang Sidoarjo, Selasa (24/5), Seperti dilansir laman Diskominfo.
"Lelang komoditi di Puspa Agro pada awalnya para peserta mengeluh, tetapi saat ini sudah terbiasa dan jumlah perserta dan transaksinya meningkat" lanjutnya
"Pada lelang bulan lalu transaksi hanya Rp 25,773 miliar kini meningkat menjadi Rp 29,620 miliar. Sedangkan jumlah peserta juga meningkat yang sebelumnya diikuti 300 orang kini naik menjadi 450 orang"tambahnya.
Komuditi yang dilelang di area Puspa agro juga bertambah banyak dari yang sebelumnya hanya 150 jenis kini meningkat menjadi sekitar 200 jenis produk unggulan Jawa Timur.
Diantara produk unggulan yang dilelang adalah aneka jenis makanan pokok beras, jagung, sayur-mayur, ternak, hasil laut, hasil hutan dan makanan olahan serta kerajinan.
Selain itu panitia lelang terus berupaya melebarkan jaringannya ke berbagai daerah provinsi di Indonesia. Dengan semakin banyaknya jaringan maka jumlah peserta maupun komoditasnya akan bertambah banyak dan beraneka ragam.
Komoditi beras berbadai jenis menjadi primadona pada lelang komoditi ke 80 yang di diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur di Puspa Agro Jemundo Sidoarjo. Harga beras di Jawa Timur saat ini turun antara Rp 300-500/kg maka banyak diburu pembeli dari Jakarta
Panitia Lelang Komoditi ke 81 dari Disperindag Jawa Timur, Arifin T Ariadi, saat menutup Lelang Komoditi di Pasar Induk Puspa Agro Jemundo mengatakan, lelang yang dimulai sekitar pukul 10.00 hingga pukul 14.30 telah menghasilkan transaksi Rp 29,620 miliar.
Terbesar diperoleh dari penjualan komoditi buah pinang jenis raja muda volume 420 ton harga Rp 26.500/kg total transaksi Rp 11,130 miliar atau 37,58 persen dari total transaksi.

Kemudian disusul kemiri dengan volume 480 ton harga Rp 23.000/kg total transaksi Rp 6,90 miliar atau 23,30 persen dari total transaksi.Kentang granola volume 1060 ton harga antara Rp 3.500-5.600/kg total Rp 5,150 miliar atau 17,420 persen dari total transaksi.
Beras dengan berbagai jenis varitas volume 330 ton harga Rp 6.000-6.300/kg total Rp 2,019 miliar atau 6,82 persen dari total penjualan.
Komoditi lainnya kapulaga Rp 1,1 milar, jagung hebrida Rp 480 jua, tomat jenis marta Rp 735 juta, kelapa tua Rp 1,2 miliar.
Untuk lelang komoditi yang akan datang akan diselenggarakan pada minggu ke tiga Juni 2011. Selain itu di sela-sela transaksi akan diselingi hiburan music elekton dengan penyayi dari peserta lelang.
“Dengan alunan music diharapkan lelang tidak menjenuhkan dan peserta bisa terhibur,” kata panitia.





BAB III
KESIMPULAN

Liberalisasi produk pertanian yang saat ini terjadi di Jatim dan hampir disemua provinsi di Indonesia, bisa teratasi jika sistem pasar berpihak pada petani. Puspa Agro yang kini telah dimiliki Jatim adalah upaya mengatasi liberalisasi tersebut, dan Jatim optimistis bisa mengatasinya.
Keberadaan Puspa Agro kini telah mampu memotong mata rantai penjualan produk pertanian yang mengakibatkan petani kurang banyak untung. Dilokasi ini, petani bisa langsung menjual produknya ke pasar tanpa harus melalui tengkulak, serta meningkatkan keuntungannya.
Lelang komoditi di Puspa Agro pada awalnya para peserta mengeluh, tetapi saat ini sudah terbiasa dan jumlah perserta dan transaksinya meningkat. Komuditi yang dilelang di area Puspa agro juga bertambah banyak dari yang sebelumnya hanya 150 jenis kini meningkat menjadi sekitar 200 jenis produk unggulan Jawa Timur.

makalah pengetahuan bahan pangan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Sejarah Teh

Teh adalah jenis minuman yang sudah lama dikenal orang. Bahkan Meminum teh di pagi hari mungkin menjadi kebiasaan kita. Di berbagai negara, banyak dijumpai perkebunan teh, termasuk di Indonesia. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia. Namun, tingkat konsumsi teh per tahunnya lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Sejak dulu teh memang terkenal memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Dengan meminum teh dapat membuat tubuh lebih relaks dalam menjalani aktivitas. Teh dapat dikonsumsi dengan berbagai cara,diseduh dengan air panas atau ditambah dengan es, sama nikmatnya. Bahkan ada jenis daun teh yang dapat dimakan.
Teh merupakan hasil pengolahan pucuk (daun muda) dari tanaman teh ( Camellia sinensis) yang dipakai sebagai bahan minuman. Ada berbagai legenda asal mula teh, namun yang terpopuler adalah legenda Kaisar Shen Nung dari provinsi Yunan-Cina pada tahun 2737 SM. Ketika sedang memasak air minumannya, dengan tidak sengaja sehelai daun yang berasal dari ranting kering yang dipakainya sebagai kayu bakar, terbang dan tercelup ke dalam ketel air. Air seduhan daun tersebut kemudian menghasilkan sebuah minuman baru yang beraroma khas yang hingga kini dikenal sebagi teh.
Teh yang baik dihasilkan dari bagian pucuk (pecco) ditambah 2-3 helai daun muda, karena pada daun muda tersebut kaya akan senyawa polifenol, kafein serta asam amino. Senyawa-senyawa inilah yang akan mempengaruhi kualitas warna, aroma dan rasa dari teh.


1.2 Pengertian Teh
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.
Daun teh yang baru di petik mengandung air 75 – 82 % dan selebihnya terdiri dari bahan organik misalnya tannin, kafein, pektin, protein, pati, minyak atsiri dan vitamin. pada tabel 1.1 memperlihatkan komposisi kimia bahan – bahan organik dan anorganik.

Tabel 1.1
Zat persen bahan kering
selulosa dan serat kasar 34
Protein 17
khlorofil dan pigmen 1.5
Tannin 25
Pati 0.5
Kafein 4
asam amino 8
Gula 3
Abu 5.5












Zat tannin yang banyak terdapat pada pucuk teh memegang peranan penting dalam menentukan warna, rasa, dan aroma teh. Zat kafein juga penting dalam menimbulkan rasa nikmat pada air seduhan dalam jumlah kecil ikut juga menentukan mutu teh.










BAB II
ISI

2.1 Proses Produksi Teh Mulai dari penanaman – pengemasan


1. Proses Penanaman Teh (Tea Plantation)

Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam keluarga Tumbuhan Camellia yang berasal dari Cina,Tibet dan India bagian Utara. Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis dan memerlukan curah hujan hingga 1000-1250 mm per tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 20 °C. Pohon teh mampu menghasilkan teh yang bagus selama 50 – 70 tahun.

2. Pemanenan Daun Teh (Plucking)

Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru dapat dipetik dengan interval 7 – 12 hari selama musim pertumbuhan. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga dan tenaga kerja intesif . Teh yang benar-benar baik umumnya berasal dari pucuk daun atau daun teh muda yang belum mekar. Untuk menghasilkan 1 pound (0,45 kg) teh berkualitas paling baik, diperlukan lebih dari 80.000 petikan.Pemetik teh, belajar mengenali dengan tepat pucuk daun mana yang harus dipetik. Hal ini penting, untuk memastikan kelunakan daun yang dipetik menghasilkan teh yang terbaik.
Setelah pemetikan, daun teh dibawa ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. Lokasi perkebunan teh pada umumnya berdekatan dengan pabriknya.
3. Tahap Pelayuan (Withering)

Daun teh segar yang telah dipetik harus melalui tahap pelayuan. Pada tahap ini, daun teh dilayukan dengan melakukan pemanasan agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 persen. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas (bisa juga dijemur). Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling dengan baik.
4. Tahap Penggilingan (Rolling)

Selanjutnya, daun teh yang telah dilayukan masuk pada tahap penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling untuk memecah sel-sel daun. Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. Daun teh ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi serbuk.
5. Tahap Oksidasi (Oxidation)

Daun teh yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan khusus yang bersih dan bebas bau. Pada tahap ini, daun teh dibiarkan mengalami oksidasi. Enzim dalam teh akan bekerja dan membentuk warna, rasa, dan aroma teh.
6. Tahap Pengeringan (Drying)

Daun teh selanjutnya dikeringkan. Pengeringan daun teh menggunakan mesin agar suhu yang dihasilkan stabil dan menghasilkan kualitas teh yang baik. Daun teh dikeringkan oleh mesin pengering dengan suhu sekitar 49°C kurang lebih selama 20 menit sampai kadar air dalam daun teh mencapai 2-3 persen.
7. Tahap Sortir dan Pengemasan (Sorting and Packaging)

Selanjutnya, teh yang telah dikeringkan dikemas. Sebelum dikemas, dilakukan penyortiran teh, agar dapat dikemas sesuai permintaan pasar. (Ada yang dikemas dijadikan Teh Celup, Teh Saring, Teh Seduh, dll).

2.2 Pengolahan teh
Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.
Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.



2.3 Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi :
Berdasarkan sifat fermentasinya, dikenal empat macam jenis teh, yaitu:

Teh putih
• Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma lembut dan segar
• Katekin dalam jumlah tinggi
• Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan. Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan
• Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh
• Manfaat : menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh
• Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C
Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga warnanya menjadi putih. Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai popular.

Teh hijau
• Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker. Teh ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu tinggi
• Manfaat : melangsingkan tubuh
• Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C
Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia). Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya), karena itu selain warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relatif tinggi. Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).

Teh Oolong
• Teh tradisional cina yang mengalami proses oksidasi atau fermentasi sebagian. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam
• Masa seduh : 5 – 7 menit
Umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan aromanya di antara teh hitam dan teh hijau.
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.

Teh hitam atau teh merah
• Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang dan Korea. Merupakan jenis teh yang paling populer dan sering dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia. Teh hitam lebih lama mengalami proses oksidasi dibanding the-teh lainnya. Jenis teh ini memiliki aroma kuat dan bisa bertahan lama jk disimpan dg baik
• Katekin lebih sedikit
• Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan stroke. Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat mencegah kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar hormon stress
• Masa seduh : 3 – 5 menit, 100 ‘C
Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan penuh terjadi fermentasi (mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin dan thearubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.


2.4 Jenis Teh
setiap golongan teh memiliki beberapa jenis sebagai berikut :
1. Teh Daun
Teh daun merupakan bubuk teh yang berasal dari daun teh yang selama pengolahannya mengalami penggulungan secara sempurna. Jenis tersebut dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Teh daun orange peko (OP) merupakan teh berbentuk gulungan, potongannya cukup panjang dan berpucuk emas panjang, terdapat banyak tulang daun muda dan lemah.
b. Pecco (P) adalah teh yang mirip dengan OP, tetapi lebih pendek, lebih kasar dan sedikit mengandung pucuk.
c. Souchon (S) merupakan jenis teh yang berbutir dan potongannya teratur.
d. Pecco Souchon (PS) merupakan jenis teh yang tebal dan kasar serta potongannya pendek, terutama pada daun yang agak tua. Sifatnya berada diantara P dan S.
2. Teh Remuk/Pecah
Teh Remuk/Pecah merupakan bubuk teh yang berwarna hitam, kasar seperti pasir. Jenis teh tersebut dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Broken Orange Pecco (BOP) merupakan jenis teh yang keriting dengan potongan halus dan teratur. Jenis ini banyak mengandung pucuk berwarna kuning emas.
b. Broken Pecco (BP) merupakan jenis teh yang lebih kasar dibandingkan BOP dan tidak mengandung pucuk sama sekali.
c. Broken Tea (BT) merupakan jenis teh yang tidak menggulung waktu penggulungan sehingga teh ini datar (pipih) seperti sisik dan potongannya kecil.
3. Teh Bubuk
Teh bubuk merupakan bubuk teh halus seperti bubuk kopi. Jenis teh tersebut dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Fanning (F) merupakan jenis teh yang asal dan bentuknya sama seperti BT tetapi potongannya jauh lebih kecil.
b. Dust (D) atau debu teh merupakan jenis teh yang berbentuk seperti tepung.
c. Bohea atau Bui (B) merupakan jenis teh buangan yang terdiri dari batang-batang teh.

2.5 MANFAAT TEH

Teh yang sering kita temukan sehari-hari selain dapat diminum untuk menyegarkan badan, ternyata juga memiliki beberapa manfaat yang dapat kita coba. beberapa manfaat teh di bawah ini.

a) Mendinginkan kulit yang terbakar matahari
Tempelkan beberapa kantung teh basah, dan rasa terbakar yang ada akan berkurang. Cara ini juga bisa dipakai untuk merawat luka bakar ringan seperti kena uap panas atau terkena setrika. Jika kulit yang terbakar matahari sudah sangat luas, coba rendam beberapa kantung teh dalam bak mandi, dan berendamlah

b) Mengurangi sakit luka gores
Goresan luka tadi biasanya sangat perih, cara paling nyaman adalah meletakkan kantung teh basah di tempat yang terluka.

c) Teh mengandung antioksidan.
Antioksidan yang dimiliki teh memberikan perlindungan bagi tubuh Anda dari penuaan ataupun efek dari polusi.

d) Teh mempunyai kafein yang lebih rendah dari kopi.
Kopi biasanya mempunyai kafein 2 hingga 3 kali lipat lebih banyak dari teh. Secangkir kopi mengandung sekitar 135 mg kafein, sedangkan kafein di teh dengan ukuran yang sama, hanya terdapat kafein sebanyak 30-40 mg saja.
e) Mengurangi risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Gumpalan dalam darah yang berasal dari kolesterol menyebabkan serangan jantung dan stroke. Teh dapat membantu melancarkan aliran darah dan membersihkannya. Sebuah penelitian di Belanda menemukan bahwa orang yang minum teh setidaknya 2 kali sehari 70% lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami serangan jantung.

f) Teh melindungi tulang.
Tidak hanya susu yang ditambahkan pada teh yang dapat memperkuat tulang Anda. Ada penelitian yang menemukan bahwa orang yang telah meminum teh lebih dari 10 tahun memiliki tulang yang kuat. Ini mungkin disebabkan oleh phytochemical yang terkandung di dalam teh.

g) Teh meningkatkan pertahanan tubuh Anda.
Meminum teh dapat membantu ketahanan tubuh Anda agar terhindar dari infeksi.

h) Teh melindungi tubuh dari kanker.
Teh mengandung polyphenol, antioksidan yang ditemukan dalam teh, yang dapat melindungi tubuh dari kanker.

i) Teh dapat menjaga tubuh tidak kekurangan cairan.
Selama ini minuman yang mengandung kafein dianggap tak dapat dikategorikan dalam minuman yang memberi kontribusi cairan bagi tubuh. Namun para peneliti ternyata menemukan bahwa minuman berkafein dapat memberikan kontribusi cairan yang sama dengan minuman lain.

j) Teh bebas kalori
Teh tidak mengandung kalori, kecuali jika ditambahkan pemanis atau susu. Mengkonsumsi 250 kalori lebih rendah per harinya akan dapat menurunkan berat badan sebanyak kurang lebih 1/2 kg per minggunya.

k) Teh meningkatkan metabolisme tubuh.
Teh, terutama teh hijau, dapat meningkatkan metabolisme tubuh Anda. Anda dapat membakar sekitar 70-80 kalori tambahan hanya dengan meminum 5 cangkir teh hijau setiap harinya.

Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.

27 manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan
Bila dibandingkan dengan jenis minuman lain, teh ternyata lebih banyak manfaatnya. Minuman ini bisa mencegah atau membantu penyembuhan penyakit ringan sejenis influenza hingga yang berat macam kanker. Jenis tehnya juga bisa dipilih menurut selera masing-masing.

Berikut ini adalah 27 macam manfaat teh hijau yang didasarkan pada berbagai hasil penelitian.

1. Dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi
2. Mencegah timbulnya kadar gula darah yang tinggi
3. Menurunkan kadar kolesterol
4. Menurunkan resiko terkena berbagai penyakit hati
5. Menurunkan resiko terkena stroke
6. Membantu tubuh dalam melawan virus (seperti virus influenza)
7. Dapat menghambat penurunan fungsi syaraf
8. Memperbaiki fungsi kognitif
9. Bermanfaat bagi kesehatan gusi
10. Mencegah sesak nafas
11. Mengurangi stress
12. Menghilangkan kelelahan dan keletihan
13. Mampu mencegah timbulnya penyakit kanker
14. Mampu mengendalikan pertumbuhan tumor
15. Membantu penyembuhan penyakit kanker
16. Membantu menurunkan berat badan
17. Mengurangi resiko timbulnya radang sendi dan reumatik
18. Berfungsi sebagai anti radang tenggorokan
19. Mencegah osteoforosis
20. Mencegah timbulnya alergi
21. Melindungi lever
22. Mencegah hepatitis
23. Membantu menghalangi penyebaran virus HIV
24. Mengurangi bahaya merokok
25. Memperlambat penuaan
26. Baik dikonsumsi untuk penderita diabetes
27. Mampu mencegah keracunan makanan.






2.6 JENIS KELOMPOK ZAT TEH

 Polifenol
Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan yang kita makan.

 Vitamin E
Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU yang merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit menjadi halus.

 Vitamin C
Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia. Selain itu vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia terhadap penyakit.

 Vitamin A
Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten merupakan vitamin yang diperlukan tubuh dapat tercukupi.

Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat mudah teroksidasi. Bila daun teh terkena sinar matahari, maka proses oksidasi pun terjadi. Adapun jenis teh yang umumnya dikenal dalam masyarakat adalah teh hijau, teh Oolong (misalnya teh Jawa Oolung/Ulung), teh hitam dan teh putih. Teh hijau memiliki kandungan yang paling baik karena dalam proses pembuatannya, teh jenis ini tidak dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari tetapi menggunakan teknik pengeringan secara khusus. Sedangkan teh jenis lainnya diproses dengan cara fermentasi.

Zat dalam Teh yang Kurang Baik

Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein. Kafein pada teh (tehine) dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml.




Patut Dihindari saat Minum Teh

Ada pula yang harus Anda perhatikan saat Anda minum teh agar zat yang berguna dalam tubuh tidak hilang, antara lain:

 Jangan minum teh saat atau sesudah makan kerena zat yang terkandung dalam makanan dapat dicuri oleh zat stimulan teh.
 Jangan minum teh saat perut kosong sebab dapat meningkatkan produksi asam lambung.
 Hindari minum teh dicampur dengan gula karena menyebabkan zat-zat yang dikandungnya menjadi berkurang.
 Jangan minum teh yang sudah semalaman karena sudah banyak zat nya yang teroksidasi dan basi sehingga berdampak tidak baik untuk tubuh.
 Hindari minum teh saat hamil dan menyusui. Karena kafein dan zat stimulan pada teh bisa merangsang kontraksi rahim. Selain itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI.


2.7 Cara Menyeduh Teh

Yang tidak kalah dalam proses pembuatannya adalah cara menyeduh teh. Untuk menghindari kesalahan saat menyeduh teh, Anda harus memperhatikan cara menyeduh teh apakah sudah benar atau belum. Karena kesalahan ini dapat menyebabkan teh tidak memberikan manfaat bagi orang yang meminumnya. Untuk menyeduh teh, gunakan air mendidih bersuhu 80 derajat celcius, jangan menggunakan air dengan yang suhunya lebih tinggi dari 80 derajat karena dapat membuat kita kehilangan manfaat dari teh.
Selain itu, teh bisa dicampur dengan susu. Teh yang dicampur susu atau sering dikenal teh susu bisa mengurangi efek stimulan dari teh karena kalsium susu akan mengikat zat-zat stimulan pada teh.
Cara lain lagi adalah menambahkan lemon yang sering kita kenal dengan sebutan Lemon Tea. Lemon akan memberikan perlindungan bagi pencernaan, karena asam sitrat dalam lemon mencegah timbulnya kerak pada dinding usus.
Di seluruh dunia terdapat banyak sekali cara orang minum teh. Di Inggris, anggota Kerajaan Inggris memiliki kebiasaan minum secangkir teh setiap sore. Di belahan dunia lainnya kebiasaan minum teh juga dilakukan. Semua tergantung Anda dan kebiasaan di budaya Anda. Namun jangan lupa memperhatikan beberapa petunjuk yang telah disebutkan di atas saat meminum teh. Selamat menikmati secangkir teh.





KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekeyaan alam yang sangat melimpah sekali. Tanahnya yang sangat subur merupakan suatu anugerah yang besar yang dipunyai oleh Indonesia. Banyak tumbuhan yang tumbuh subur di negara ini. Salah satunya adalah tanaman teh.
Teh adalah jenis minuman yang sudah lama dikenal orang. Bahkan Meminum teh di pagi hari mungkin menjadi kebiasaan kita. Di berbagai negara, banyak dijumpai perkebunan teh, termasuk di Indonesia. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia. Namun, tingkat konsumsi teh per tahunnya lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Teh yang baik dihasilkan dari bagian pucuk (pecco) ditambah 2-3 helai daun muda, karena pada daun muda tersebut kaya akan senyawa polifenol, kafein serta asam amino. Senyawa-senyawa inilah yang akan mempengaruhi kualitas warna, aroma dan rasa dari teh.























DAFTAR PUSTAKA

http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/2248-manfaat-minum-teh-terhadap-tubuh
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/115-manfaat-teh untuk-tubuh-sehat.html
http://www.republika.co.id/berita/29222/Teh_Khasiat_Dalam_Ritual_Menyeduh
http://kosmo.vivanews.com/news/read/64227teh putih lebih berkhasiat dari teh hijau http://tjiahendra.blog.binusian.org/2009/08/17/teh-putih-sangat-berkhasiat/ http://carahidup.um.ac.id/2009/06/hambat-obesitas-dengan-teh-putih/