Jumat, 10 Juni 2011

tugas pkm

PROPOSAL
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS


KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIVE OBAT HERBAL PENYEMBUHAN PENYAKIT REUMATIK

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT


Diusulkan Oleh :

NAMA : PURWATININGSIH
NIM : B3210588
PRODI : TEKNOLOGI NDUSTRI PANGAN
JURUSAN : TEKNOLOGI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JEMBER
2011

Lembar Pengesahan Program Kreativitas Mahasiswa GT
1. Judul kegiatan : Daun Lidah Buaya Sebagai Salah Satu Alternative
Obat Herbal Dalam Penyembuhan Penyakit Maag .
2. Bidang kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : PURWATININGSIH
b. NIM : B3210588
c. Jurusan : Teknologi Pertanian
d. Universitas/ Intitut/ Politeknik : Politeknik Negeri Jember
e. Alamat Rumah : Jl. WR. Supratman Situbondo
4. Anggota Pelaksana Kegiatan /Penulis : 1 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No. Telp/Hp :

Jember, 2011
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Ketua Pelaksana




() ( Purwatiningsih)
NIP. NIM. B3210588

Pembantu Direktur III Dosen pendamping



( ) ()
NIP. NIP.






KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segenap kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan proposal ini yang berjudul “KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIVE OBAT HERBAL PENYEMBUHAN PENYAKIT REUMATIK”

Penulis menyadari, bahwa selama penyusunan proposal ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, nasihat serta dorongan dari semua pihak yang selama ini rela dan senang hati mengulurkan tangannya kepada penulis. Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Pembantu Direktur III Politeknik Negeri Jember.
3. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Jember.
4. Ketua Program Studi Teknologi Industri Pangan Politeknik Negeri Jember.
5. Ir. Wahyu Suryaningsih MSi, selaku dosen pendamping.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas amal kebaikan yang telah diberikan. Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun menuju kearah kemajuan dan kesempurnaan.


Jember, 08 Juni 2011


Penulis



RINGKASAN

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan 30.000 spesies tumbuhan yang 1000 diantaranya dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat (Depkes RI, 2005). Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam tumbuhan obat kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Kulit buah manggis dimanfaatkan sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen) dan obat disentri (Heyne,1987). Masyarakat memilih cara yang mudah dan praktis dalam penggunaannya yaitu dengan cara penyeduhan simplisia.

Senyawa - senyawa yang terkandung dalam kulit buah manggis antara lain flavonoid epikatekin, antosianin serta senyawa turunan xanton, diantaranya yaitu α-mangostin, β-mangostin, γ-mangostin, mangostanol dan gartanin (Suksamrarn et al., 2003). Weecharangsan (2005) melaporkan bahwa secara in vitro ekstrak etanol 50% dari kulit buah manggis dengan metode maserasi selama 7 hari memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 30,76 ± 1,66 μg/ml, ekstrak air kulit buah manggis dengan pemanasan pada suhu 70°C selama 4 jam sebesar 34,98 ± 2,24 μg/ml. Senyawa α - mangostin yang merupakan senyawa terbesar di dalam kulit buah manggis menunjukkan potensi sitotoksik pada sel kanker payudara (BC-1) dan kanker epidermis pada mulut masing-masing dengan IC50 sebesar 0,92 μg/ml dan 2,08 μg/ml (Suksamrarn et al., 2006), selain itu α - mangostin juga memiliki aktifitas anti TBC dengan MIC (Minimum Inhibition Concentration) 6,25 μg/ml (Suksamrarn et al., 2003).

Senyawa α - mangostin mempunyai subtitusi 2 isopren, 3 hidroksi dan 1 metoksi pada cincin aromatik trisiklik. Cincin aromatik ini memungkinkan adanya ikatan rangkap tak jenuh yang terkonjugasi atau sering disebut gugus kromofor sehingga dapat dianalisis dengan detektor UV. Metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis α - mangostin antara lain Spektrofotometri UV - Vis, KLT (Kromatografi Lapis Tipis) – Densitometri (Pothitirat dan Gritsanapan, 2008) dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) (Walker, 2007).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar α - mangostin yang tersari dalam seduhan simplisia kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) yang dikeringkan dengan menggunakan metode KCKT.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya berwarna unggu dan isi berwarna putih. Orang tua kita dulu banyak menggunakan buah manggis untuk obat. Kajian terkini melalui sains telah membuktikan khasiat dan kelebihan buah manggis dengan penemuan sejenis bahan aktif di dalam buah manggis yang dikenali sebagai xanthone. Xanthone ialah suatu bahan kimia aktif dengan strukturnya yang terdiri 3 cincin dan ini menjadikannya sangat stabil ketika berada dalam badan. Struktur ini menjadikannya sangat stabil dalam keadaan panas atau dingin. Terdapat lebih dari 200 jenis bahan xanthone di alam tetapi lebih dari 40 jenis xanthone terdapat dalam buah manggis dan ini merupakan kandungan yang terbanyak. Khasiat terbaik dari xanthone ialah ianya bersifat anti-oksidan yaitu menghambat proses oksidasi atau proses penuaan tubuh/sel tubuh. Xanthone akan melindungi sel dan mengurangi kerusakan pada sel akibat radikal bebas.

Kulit buah manggis merupakan bagian buah manggis yang membungkus daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan bagian buah yang dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini kulit buahnya yang mencapai 2/3 bagian buah atau 66,6%. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada kaitannya dengan kandungan tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit buah manggis. Senyawa tannin merupakan asam tannat, secara teoritis suatu senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam tannat dan air. Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat diharapkan dapat mengikat asam tannat yang terkandung didalam kulit buah manggis. Dengan demikian rasa pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat dinetralisir.

Bagian lain yang bermanfaat adalah kulit buahnya. Kulit manggis menghasilkan warna merah keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau ether, tidak larut dalam air.


1.2 Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh lama perendaman larutan kapur tohor Ca (OH)2 pada kulit buah manggis ?
2. Berapa lama waktu perendaman yang paling efektif untuk menetralisir rasa pahit kulit buah manggis ?
3. Berapa kandungan tannin, gula reduksi serta kapang dan khamir dalam kulit buah manggis dengan lama perendaman yang berbeda ?


1.2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman larutan kapur tohor Ca(OH)2 pada kulit buah manggis.
2. Untuk mengetahui berapa lama waktu perendaman yang paling efektif untuk menetralisir rasa pahit kulit buah manggis.
3. Untuk mengetahui kandungan tannin, gula reduksi serta kapang dan khamir dalam kulit buah manggis dengan lama perendaman yang berbeda.


1.2.3 Manfaat
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk pengobatan sakit reumatik yang tidak bisa diobati dengan obat-obatan klinis.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah setempat untuk untuk membudidayakan buah manggis untuk obat-obatan.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.






TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.)

Nama lain manggis
Manggis dikenal dengan berbagai nama yaitu manggu, manggis (Jawa), Manggusto (Sulawesi Utara), mangustang (Maluku), manggista, manggoita, mangi, manggih (Sumatra) (Hutapea, 1994).

Morfologi tanaman
Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi hingga 15 meter. Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25 cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu buah terdapat 5-7 biji (Hutapea, 1994).

Kulit Buah Manggis
Kulit buah manggis adalah bagian buah manggis yang membungkus daging buah manggis dan merupakan bagian terbesar dari buah manggis, mencapai 2/3 bagian buahnya. Kulit buah manggis yang tebal mengandung getah pahit yang berwarna kuning yang disebut dengan rosin/resin, atau “gamboge”. Kulit buah manggis juga kaya akan pektin, tannin “catechin”, zat warna hitam, dan zat antibiotik xanthonin ( Verherj, 1997 : 220). Adapun menurut Nurkamari dan Purnomo (1979) di dalam Setyowati ( 2000 : 17), dikatakan bahwa kulit buah manggis mempunyai daya reduksi sebanding dengan daya reduksi asam askorbat.


Berikut ini adalah tabel tentang komposisi kulit buah manggis.

Tabel 1. Komposisi Kulit Buah Manggis
No. Komponen % berat kering
1. Kadar Protein Sedikit
2. Serat Kasar 29,9
3. Pati -
4. KadarTannin 1,1
5. Kadar zat yang terlarut di
dalam Isoheksana 4,5
6. Abu 4,5

Kandungan kimia
Kulit buah manggis mengandung turunan xanton antara lain α-mangostin, β-mangostin, γ-mangostin, 3-isomangostin, mangostanol, gartanin, garsinon A, garsinon B, garsinon C, garsinon D, garsinon E (Ismail dan Rahman, 2005). Selain itu kulit buah manggis juga mengandung antosianin, flavonoid jenis epikatekin (Yu et al, 2007), tannin, monoterpen, saponin dan kuinon (Pradipta,2009).

Kegunaan tanaman
Tanaman manggis selain digemari buahnya, kulit buahnya juga dikenal sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen), obat disentri (Heyne,1987). Antosianin yang memberikan warna ungu dalam kulit buah manggis dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami untuk makanan dan tekstil (Wijaya, 2009). Kulit buah manggis secara in vitro mempunyai aktivitas anti plasmodium falsiparum (Mahabusarakam et al., 2006), antibakteri (Linuma et al., 1996), antioksidan (Moongkarndi et al., 2002), menginduksi apoptosis pada sel leukemia (Matsumoko et al., 2003), antijerawat dan anti TBC.

Pengaruh Lama Perendaman
Pengaruh lama perendaman dalam penelitian ini adalah besarnya perubahan yang ditimbulkan oleh lama perendaman kulit buah manggis dalam larutan kapur tohor Ca(OH)2 dengan konsentrasi 3%. Untuk menetralisir kandungan tannin yang menyebabkan rasa pahit pada kulit buah manggis, lama perendaman dilaksanakan tiga puluh menit, enam puluh menit dan sembilan puluh menit.

Larutan Kapur Tohor Ca(OH)2
Larutan kapur tohor C a(OH)2 adalah campuran kapur tohor dan air, dari Ca(OH)2 yang digunakan dalam proses pelarutan terhadap senyawa tannin. Konsentrasi larutan kapur tohor Ca(OH)2 3% berarti didalam 100 gram larutan kapur tohor Ca(OH)2 terdapat 3 gram kapur tohor Ca(OH)2.

Senyawa Tannin
Tannin disebut juga asam galotannat atau asam tannat, berat molekulnya 500 – 3.000. Pada buah – buahan, seperti salak (Salacca edulis), jambu mete (Anacardium occidendale), dan manggis (Garcinia mangostana), kandungan tannin tinggi pada saat buah masih muda dan menjadi rendah setelah buah matang. Tannin dapat ditemui pada setiap tanaman, namun letak dan kadarnya berbeda – beda, tergantung pada tanaman itu sendiri. Menurut kadarnya berbeda – beda, tergantung pada tanaman itu sendiri. Tannin terdapat pada bagian buah dan kulit buah, sedangkan pada beberapa tanaman lain, tannin terdapat pada bagian getah. Sedangkan pada buah manggis tannin banyak terdapat pada kulit buahnya.

Cara Pengolahan kulit buah manggis sebagai obat pederita reumatik

Caranya :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kulit buah maggis dicuci sampai bersih.
3. Kulit buah manggis rendam dengan Larutan kapur tohor C a(OH)2
4. Kulit buah manggis iris kecil kemudian jemur sampai kering
5. Ambil 1 gelas air panas, celupkan 2-3 iris kulit buah manggis kering tadi.
6. Minum ramuan setelah hangat dan warna air jadi ungu. Rasa agak sepet enak.








KESIMPULAN


Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh lama perendaman larutan kapur tohor terhadap kualitas kulit buah manggis yaitu semakin lama perendaman akan menghasilkan warna yang jernih, aroma yang tajam, tekstur yang kenyal, dan memiliki rasa yang manis.
2. Waktu perendaman larutan kapur tohor yang paling efektif untuk menetralisir rasa pahit pada kulit buah manggis, adalah waktu 90 menit.